Warga Palestina Temukan Sejumlah Barang Milik Mantan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang Tewas Dibunuh

4 hours ago 1
ARTICLE AD BOX

Internasional, gemasulawesi – Warga Palestina menemukan barang-barang milik Yahya Sinwar, mantan pemimpin Hamas yang dibunuh oleh pasukan penjajah Israel di kota selatan Rafah pada bulan Oktober.

Pemilik rumah tempat Yahya Sinwar mencari perlindungan dan berjuang di saat-saat terakhirnya, Ashraf Abu Taha, menyampaikan dia berjuang untuk mengambil kantong militer Sinwar, beberapa bagian pakaiannya, dan kursi berwarna orange yang pernah didudukinya ketika terluka dari reruntuhan rumahnya yang hancur.

Dia menyatakan kematian Yahya Sinwar di rumahnya adalah sumber kebanggaan untuknya.

Baca Juga:
Kementerian Kesehatan Gaza Sebut Tidak Ada Rumah Sakit yang Beroperasi Penuh di Jalur Gaza

“Sinwar akan selalu dikenang dalam sejarah sebagai pemimpin yang revolusioner,” ucapnya.

Menurut laporan tanggal 23 Januari 2025 waktu setempat, kantong Yahya Sinwar masih berisi jejak darahnya sementara kursinya ditemukan robek di bawah reruntuhan.

Abu Taha menggambarkan bagaimana reruntuhan rumahnya menjadi ‘kuil’ dan banyak warga Palestina mengunjungi tempat itu untuk melihat tempat Sinwar untuk bertempur dalam pertempuran terakhirnya.

Mengenang momen ketika video kematian Sinwar dirilis, dia menyampaikan dia menerima telepon dari putrinya di Uni Emirat Arab yang memberitahu dia bahwa pemimpin Hamas tersebut telah terbunuh di dalam rumah mereka.

Baca Juga:
Pemukim Penjajah Israel Bertopeng Serbu Desa Palestina dan Melukai Sedikitnya 12 Orang

Saat itu, dia tidak percaya dengan berita tersebut.

Setelah kematian Sinwar, militer penjajah Israel menghancurkan rumah Abu Taha dengan serangan udara.

Di sisi lain, Menteri Ekonomi Nir Barkat memberikan komentar di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dengan mengatakan Jalur Gaza hanya dapat dibangun kembali jika Hamas memilih perdamaian abadi dengan penjajah Israel.

“Pertanyaan kuncinya adalah apakah mereka ingin membangun Dubai atau membangun kembali Jalur Gaza seperti semula,” ujarnya.

Baca Juga:
436 Ribu Rumah Hancur atau Rusak di Jalur Gaza, Total Biaya Rekonstruksi 40 Miliar Dolar AS

Dia menambahkan Dubai mengakui negara penjajah Israel, mereka berfokus pada ekonomi bersama.

“Kami ingin melihat Dubai di wilayah kami, bukan Jalur Gaza,” tandasnya.

Meski penjajah Israel belum mengatakan apakah mereka akan membantu untuk membiayai pembangunan kembali Jalur Gaza, dia menyampaikan penjajah Israel tentu bersedia untuk memungkinkan Uni Emirat Arab, Saudi, dan pihak lain membangun kembali sesuatu yang tidak mengancam penjajah Israel. (*/Mey)

Read Entire Article