ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Aksi seorang karyawati BUMN diduga menghina pegawai honorer yang berobat menggunakan BPJS Kesehatan viral di media sosial.
Perempuan yang diduga berinisial DCW alias WM ini menuai kecaman dari netizen setelah mengunggah video singkat di akun TikTok-nya @wennymizon1.
Dalam video berdurasi 24 detik, DCW tampak mengenakan seragam putih dengan logo PT Timah dan mengenakan jilbab.
Ia memperlihatkan gestur tubuh melambai sambil menyindir pasien yang menggunakan BPJS.
"Ngantre ya dek. BPJS ya, hahahaha. Oh.. BPJS, masih honorer ya. Kebetulan saya enggak ngantre deh, pasien prioritas," ucapnya dengan nada bercanda dalam video tersebut.
Video ini langsung menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial, termasuk TikTok dan Twitter (X).
Banyak netizen yang mengecam sikap arogan DCW, terutama karena BPJS merupakan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang seharusnya tidak dijadikan bahan ejekan.
Viralnya video tersebut memicu reaksi keras dari warganet. Banyak yang menyayangkan sikap DCW sebagai seorang karyawati BUMN yang seharusnya lebih bijak dalam bertutur kata.
Beberapa netizen menuntut PT Timah segera mengambil tindakan tegas, karena perilaku tersebut dianggap mencoreng citra perusahaan.
Tidak hanya kecaman, beberapa warganet juga melakukan doxing atau menyebarkan identitas pribadi DCW di media sosial, termasuk alamat dan nomor kontaknya.
Tindakan ini sebenarnya melanggar hukum dan bertentangan dengan Undang-Undang ITE serta UU Perlindungan Data Pribadi.
Akibat besarnya tekanan dari netizen, akun TikTok @wennymizon1 yang memiliki 13,8 ribu pengikut akhirnya dikunci. Namun, video tersebut terlanjur tersebar luas dan terus menjadi perbincangan panas.
Hingga saat ini, PT Timah belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden ini. Banyak pihak menunggu apakah perusahaan akan memberikan sanksi kepada DCW atau memberikan klarifikasi terkait status kepegawaian dan tindak lanjut atas perbuatannya.
Sebagai perusahaan BUMN, PT Timah diharapkan memiliki kode etik ketat terkait sikap dan perilaku karyawannya, baik di lingkungan kerja maupun di ruang publik, termasuk media sosial.
Kasus ini menyoroti stigma sosial yang masih melekat pada pengguna BPJS Kesehatan, meskipun layanan ini telah membantu jutaan masyarakat Indonesia dalam mendapatkan akses kesehatan yang lebih baik.
Kasus karyawati BUMN yang diduga menghina pegawai honorer pengguna BPJS kembali mengingatkan pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial.
Sementara itu, perdebatan tentang stigma BPJS Kesehatan terus berlanjut, dengan harapan bahwa masyarakat bisa lebih menghargai fasilitas publik yang telah membantu banyak orang. (*/Shofia)