ARTICLE AD BOX
Lifestyle, gemasulawesi - Belakangan ini, istilah "jam koma" ramai diperbincangkan di media sosial, terutama di kalangan generasi muda.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan keinginan kuat untuk tidur atau istirahat setelah menjalani aktivitas padat yang menguras tenaga, baik secara fisik maupun mental.
Meski terkesan seperti ungkapan bercanda, tren "jam koma" mencerminkan pola hidup generasi sekarang yang sering kali kewalahan menghadapi rutinitas sehari-hari.
Bagi Gen Z, "jam koma" sering kali diartikan sebagai waktu untuk memulihkan tenaga, biasanya di sore hari setelah pulang sekolah, kuliah, atau bekerja.
Baca Juga:
Resep Es Bongko untuk Buka Puasa, Ide Takjil Segar dengan Paduan Santan yang Lezat
Dianggap sebagai cara untuk melepaskan penat, istilah ini semakin viral dengan banyaknya anak muda yang membagikan pengalaman tidur panjang mereka melalui media sosial.
Banyak dari mereka yang merasa istilah ini sangat relatable, karena mencerminkan kebutuhan mereka akan jeda setelah menjalani hari yang melelahkan.
Meskipun "jam koma" terdengar sederhana, istilah ini mengandung pesan penting terkait keseimbangan hidup di era modern.
Generasi muda, khususnya Gen Z, tampaknya sangat menyadari bahwa istirahat adalah bagian vital dari produktivitas. Di tengah tekanan untuk selalu aktif dan terus berprestasi, "jam koma" seolah-olah menjadi cara mereka menyeimbangkan diri.
Baca Juga:
Kendalikan Penggunaan Gadget dan Sosial Media, Penelitian Memberikan Dampak Bagi Kesehatan
Dengan adanya tren ini, kita diingatkan bahwa istirahat yang cukup bukan sekadar kemewahan, tetapi juga kebutuhan mendasar.
Dalam perspektif yang lebih luas, "jam koma" juga bisa dilihat sebagai respons terhadap gaya hidup yang menuntut multitasking dan terus bergerak.
Fenomena ini mengajak kita untuk memikirkan kembali pentingnya memberi jeda bagi tubuh dan pikiran di tengah tuntutan kehidupan yang semakin dinamis.
Istilah ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi pengingat bahwa kita semua butuh istirahat untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
Pada akhirnya, popularitas "jam koma" mencerminkan realitas hidup generasi muda yang sibuk dan sering kali kelelahan.
Mereka menemukan cara untuk mengatasi keletihan tersebut dengan memanfaatkan waktu istirahat yang berkualitas. Fenomena ini menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan antara produktivitas dan waktu pemulihan, terutama di era yang terus bergerak cepat seperti sekarang. (*/Risco)