ARTICLE AD BOX
Mamuju, gemasulawesi - Kondisi memprihatinkan dialami oleh seorang warga Desa Salumakki, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Seorang warga bernama Juanda, 36 tahun, yang mengalami muntah darah, terpaksa ditandu sejauh 28 kilometer oleh puluhan warga menuju Puskesmas Karataun.
Akses jalan yang rusak parah dan tidak bisa dilalui kendaraan menjadi penyebab utama perjuangan berat ini.
Menurut rekaman video amatir yang beredar di media sosial, warga menggunakan tandu darurat yang terbuat dari bambu untuk membawa Juanda melewati medan berat.
Jalan berlumpur, hutan belantara, tanjakan curam, hingga sungai yang harus diseberangi menjadi tantangan besar bagi warga dalam perjalanan panjang ini.
Tidak tanggung-tanggung, mereka membutuhkan waktu lebih dari 10 jam untuk mencapai puskesmas.
Kepala Desa Salumakki, Sopater Y Masinda, menuturkan bahwa kondisi jalan di desa tersebut sudah puluhan tahun tidak memadai.
Saat musim hujan, jalan menjadi licin dan lumpur membuat kendaraan roda dua sekalipun sulit melintas.
Bahkan ambulans tidak dapat masuk ke wilayah ini, sehingga warga harus mengandalkan tandu manual.
“Warga kami, Juanda, harus ditandu karena kondisinya sangat kritis. Kami berangkat pukul 06.00 Wita dan tiba di puskesmas sekitar pukul 15.00 Wita. Ini adalah satu-satunya cara karena jalan kami tidak bisa dilalui kendaraan roda empat,” kata Sopater, dikutip pada Minggu, 8 Desember 2024.
Ia juga menjelaskan bahwa perjalanan dilakukan oleh puluhan warga secara bergantian karena medan yang sulit menguras tenaga.
Sopater berharap pemerintah segera memperbaiki akses jalan agar kasus serupa tidak kembali terjadi.
Baca Juga:
Kementerian Kesehatan Palestina Melaporkan Serangan Penjajah Israel terhadap Ambulans
Setelah tiba di Puskesmas Karataun, Juanda langsung mendapatkan perawatan intensif.
Karena kondisinya masih memprihatinkan, ia kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Manakarra di Mamuju untuk perawatan lanjutan.
Proses evakuasi ini menjadi bukti nyata bahwa minimnya infrastruktur dapat mengancam nyawa warga, terutama di wilayah pedalaman.
Kisah ini menjadi perhatian luas masyarakat, khususnya terkait pemerataan pembangunan infrastruktur di daerah terpencil.
Baca Juga:
Penjajah Israel Membunuh Anak Palestina yang Bermimpi Menjadi Cristiano Ronaldo
Jalan yang layak menjadi kebutuhan mendesak bagi Desa Salumakki, tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi juga untuk pelayanan kesehatan yang lebih cepat.
“Kami sangat berharap agar pemerintah bisa segera memperhatikan kondisi jalan yang ada di desa kami. Perjuangan ini terlalu berat untuk diulang kembali nantinya,” tambah Sopater.
Semangat gotong royong yang ditunjukkan warga Desa Salumakki patut diacungi jempol.
Namun, semangat ini seharusnya tidak menjadi pengganti tanggung jawab pemerintah dalam menyediakan fasilitas yang layak.
Baca Juga:
Pemprov Sulteng Sebut Penyandang Disabilitas Adalah SDM yang Harus Diberdayakan
Semoga kejadian ini menjadi pemicu perubahan besar untuk kesejahteraan masyarakat di wilayah terpencil. (*/Shofia)