ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Kantor berita Wafa melaporkan tentara penjajah Israel menyerang seorang anak laki-laki Palestina berusia 13 tahun di Beit Furik, sebelah timur Nablus di Tepi Barat yang diduduki.
Menurut saksi mata setempat, tentara penjajah Israel memasuki distrik Al-Dubat di kota tersebut di mana mereka menyerang anak tersebut, menahannya selama beberapa jam, dan baru kemudian melepaskannya.
Insiden tersebut mencerminkan pola operasi militer penjajah Israel yang berulang kali di Beit Furik yang sering kali mengakibatkan pertempuran dan warga Palestina terluka.
Wafa mencatat bahwa insiden ini terjadi setelah seorang anak laki-laki Palestina berusia 16 tahun terluka di hari Minggu malam selama serangan penjajah Israel di kamp pengungsi Balata, sebelah timur Nablus.
Remaja itu menderita cedera kepala akibat pecahan peluru dan dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.
Di sisi lain, PBB pada hari Selasa, tanggal 17 Desember 2024, menegaskan kembali kehadiran lanjutan tentara penjajah Israel di sepanjang zona penyangga Dataran Tinggi Golan di Suriah dan melaporkan bahwa bendera penjajah Israel di dalam area pemisahan telah dicabut oleh pasukan penjaga perdamaian.
Juru Bicara Stephane Dujarric dalam konferensi pers mengatakan rekan penjaga perdamaian di Dataran Tinggi Golan, Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF), terus melaksanakan mandatnya untuk melakukan pengamatan dan pelaporan dari posisinya di seluruh wilayah pemisahan.
Dengan menyampaikan kehadiran tentara penjajah Israel di wilayah operasinya (UNDOF) telah berdampak serius pada pasukan helm biru, dia mengindikasikan kebebasan bergerak misi penjaga perdamaian dan kemampuannya untuk menjalankan aktivitas operasional, logistik, dan administratifnya tetap sangat dibatasi.
Baca Juga:
Otoritas Pendudukan Penjajah Israel Hancurkan 6 Rumah Palestina di Kota Anata Yerusalem
“Dalam konteks saat ini, UNDOF biasa melakukan sekitar 55 hingga 60 tugas operasional dan aktivitas logistik harian,” katanya.
Dia menambahkan saat ini, UNDOF dibatasi pada 3 hingga 5 pergerakan logistik penting per hari, yang memberikan dampak signifikan pada operasinya.
Dia juga menekankan pentingnya memberikan izin kepada pasukan penjaga perdamaian untuk melaksanakan tugas mandat mereka tanpa halangan dan dengan cara yang aman dan juga terjamin. (*/Mey)