ARTICLE AD BOX
Jakarta, gemasulawesi - Rocky Gerung turut memberikan pandangannya terhadap tas bantuan sosial untuk korban banjir yang bertuliskan "Bantuan Wapres Gibran," yang belakangan ini menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Pengamat politik itu menilai tindakan mencantumkan embel-embel Bantuan Wapres Gibran pada tas bansos tersebut sebagai hal yang konyol.
Dalam sebuah video yang diunggah ke akun YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 29 November 2024, Rocky menjelaskan bahwa memberikan bantuan kepada korban bencana merupakan kewajiban negara.
"Memang tugas negara untuk membantu rakyat yang mengalami musibah," ucapnya.
Baca Juga:
KPU Sulteng Tegaskan hingga Saat Ini Belum Ada Pengumuman Hasil Perolehan Suara Pilkada Tahun 2024
Menurutnya, apa yang dilakukan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden sudah sesuai dengan aturan birokrasi.
Namun, viralnya tas biru bertuliskan "Bantuan Wapres Gibran" justru membuat Rocky mempertanyakan tindakan tersebut.
Ia menganggap mencantumkan nama Wapres pada bantuan untuk korban bencana sebagai hal yang aneh, bahkan cenderung konyol.
"Jadi aneh justru dan penuh dengan tanda tanya politik, bila beredar goodie bag yang dibagikan ke pengungsi bencana banjir yang ada tulisannya sumbangan atau bantuan dari Wapres Gibran, itu konyol," kata Rocky.
Ia menegaskan bahwa bantuan untuk korban bencana alam berasal dari pajak rakyat, bukan sumbangan pribadi.
"Sumbangan itu (bantuan untuk korban banjir) dari pajak rakyat melalui negara, bukan sumbangan dari Wapres yang namanya Gibran," tambah penjelasan dari Rocky Gerung.
Diketahui bahwa viralnya tas biru "Bantuan Wapres Gibran" ini bermula dari kunjungan Gibran Rakabuming Raka ke wilayah Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Kamis, 28 November 2024.
Wilayah tersebut sedang dilanda banjir, dan Gibran datang untuk memantau situasi sembari membagikan bantuan.
Bantuan tersebut ditempatkan dalam tas biru yang kemudian menjadi sorotan karena tulisan "Bantuan Wapres Gibran."
Tulisan tersebut memicu berbagai reaksi, terutama dari masyarakat yang mempertanyakan perlunya mencantumkan nama Wapres pada tas bantuan.
Beberapa warganet menganggap tindakan itu tidak sesuai dan tidak perlu dilakukan. Hal ini menambah polemik di tengah suasana bencana yang seharusnya menjadi fokus utama perhatian.
Pandangan kritis seperti yang disampaikan oleh Rocky Gerung mencerminkan kepekaan masyarakat terhadap penggunaan dana publik dan bagaimana bantuan disampaikan.
Transparansi dan kejelasan terkait asal-usul bantuan menjadi penting agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau dugaan politisasi. (*/Risco)