Tanggapi Viralnya Aksi Bocah SD di Madura yang Mengemudi Pikap Antar Teman-temannya Sekolah, Polisi Ambil Tindakan Tegas Ini

2 months ago 4
ARTICLE AD BOX

Madura, gemasulawesi - Aksi bocah 11 tahun yang nekat mengemudikan mobil pikap untuk mengangkut teman-temannya pulang sekolah menuai atensi pihak kepolisian setempat. 

Kejadian tersebut terjadi di Kabupaten Pamekasan, Madura, dan viral di media sosial setelah sebuah video menampilkan bocah bernama Muhammad Asgofur Rega mengemudikan mobil pikap hitam dengan percaya diri, sementara puluhan temannya duduk di bak belakang tanpa pengaman. 

Aksi ini dianggap berbahaya dan berisiko, tidak hanya untuk keselamatan bocah tersebut tetapi juga bagi orang lain di jalan raya.

Kasat Lantas Polres Pamekasan, AKP Bagus Wijayanarko, menyatakan bahwa setelah mendapatkan laporan mengenai kejadian tersebut, pihak kepolisian segera menindaklanjuti. 

Baca Juga:
Bongkar Jaringan Narkoba Lintas Daerah, Satresnarkoba Bekasi Amankan Sabu 1 Kg Disita dari Tersangka, Ini Sosoknya

"Kami menilang mobil yang dikendarai anak tersebut. Selain tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), tindakan ini juga membahayakan keselamatan diri anak tersebut dan orang lain di jalan raya," ujar AKP Bagus, dikutip pada Sabtu, 16 November 2024.

Selain memberikan tindakan tegas, polisi juga melakukan edukasi kepada Asgofur dan keluarganya agar kejadian serupa tidak terulang.

Penegakan hukum ini tidak hanya sebagai bentuk respons terhadap pelanggaran lalu lintas, tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya berkendara di bawah umur. 

AKP Bagus menambahkan bahwa edukasi tentang keselamatan berlalu lintas menjadi sangat penting, khususnya di daerah pedesaan seperti Madura. 

Baca Juga:
Pilkada 2024 di Provinsi Sulawesi Tengah yang Ramah HAM Diserukan Komnas HAM Sulteng

"Kami mengapresiasi masyarakat yang melaporkan kejadian ini. Ini menunjukkan kepedulian terhadap keselamatan lalu lintas. Ke depan, kami akan terus memberikan edukasi kepada anak-anak dan orang tua tentang risiko berkendara tanpa izin," tambahnya.

Selain itu, faktor budaya lokal di Madura juga menjadi tantangan tersendiri dalam penegakan hukum. 

Di beberapa wilayah, kebiasaan anak-anak mengemudi kendaraan sudah dianggap hal biasa karena minimnya akses terhadap transportasi umum. 

Tanggapan masyarakat terhadap kejadian ini beragam. Beberapa warganet mengkritik keras aksi bocah tersebut dan menyerukan agar ada solusi konkret untuk mencegah kejadian serupa. 

Baca Juga:
PBB Sebut Konvoi Bantuan Gaza Diserang dan Makanannya Dicuri di Jalur Gaza Tengah

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa fenomena seperti ini sering terjadi di Madura, mengingat kurangnya transportasi umum dan kondisi sosial yang mempengaruhi kebiasaan anak-anak di daerah tersebut.

Pihak kepolisian berharap melalui edukasi rutin dan penegakan hukum yang lebih tegas, masyarakat, terutama orang tua, dapat lebih sadar akan pentingnya mencegah anak-anak mengemudi kendaraan. 

Polisi juga berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang, dengan lebih banyaknya kesadaran kolektif akan bahaya berkendara di bawah umur. (*/Shofia)

Read Entire Article