ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Kabar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang meraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia (UI) dalam waktu kurang dari dua tahun menarik perhatian banyak pihak.
Salah satu yang turut memberikan tanggapan adalah politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dr. H. Mulyanto M. Eng.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI tersebut mengaku terkejut atau "shock" mendengar bahwa Bahlil berhasil menyelesaikan program doktoralnya dalam kurun waktu yang sangat singkat, yakni sekitar 1 tahun 8 bulan.
Dalam unggahan di akun Twitter atau X resminya, @pakmul63, pada 17 Oktober 2024, Mulyanto menyampaikan keterkejutannya terkait hal tersebut.
Baca Juga:
Masuk Kabinet Prabowo Gibran, Sosok Akademisi Ternama Stella Christie Jadi Sorotan, Ini Profilnya
Ia merasa bahwa prestasi Bahlil yang mendapatkan gelar Doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI dengan cepat adalah hal yang tak biasa, terutama bagi seorang yang aktif menjabat sebagai menteri.
Mulyanto sendiri mengaku memiliki keterikatan emosional yang kuat dengan Universitas Indonesia, karena ia dan beberapa anggota keluarganya merupakan alumni dari kampus tersebut.
"UI Apa Khabar? Saya Fisika UI, Anak saya ke-1: S1 dan S2 Psikologi UI, Anak saya ke-3 Sipil UI, Menantu saya S1, S2, sedang S3 Psikologi UI. Cucu saya senang bernyanyi 'Genderang UI'. Jaket Kuning, kebanggaan kita. Jadi, Doktor Bahlil bikin kita shock. Amfuuun," tulis Mulyanto dalam unggahannya, menunjukkan rasa keterkejutannya secara personal.
Mulyanto tidak hanya merasa heran atas prestasi tersebut, tetapi juga menyoroti bagaimana proses perolehan gelar Doktor di UI biasanya memakan waktu lebih lama.
Bahlil, yang berhasil menyelesaikan studinya dalam tempo kurang dari dua tahun, jelas menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang familiar dengan dunia akademik UI.
Meski demikian, Universitas Indonesia sendiri telah menegaskan bahwa proses perolehan gelar Doktor oleh Bahlil sudah sesuai prosedur dan memenuhi semua persyaratan akademik yang ditetapkan.
Terlepas dari reaksi tersebut, Bahlil Lahadalia dinyatakan lulus dengan predikat pujian cumlaude setelah menyelesaikan disertasinya yang berjudul "Kebijakan, Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia". (*/Risco)