ARTICLE AD BOX
Jawa Timur, gemasulawesi - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa, bersama pasangannya Emil Dardak, menggelar acara potong tumpeng usai hasil quick count Pilkada Jatim 2024 diumumkan.
Dalam acara tersebut, Khofifah didampingi oleh tim pemenangan dan sejumlah pendukungnya.
Meski unggul dalam hitung cepat, Khofifah menegaskan bahwa potong tumpeng ini bukan simbol perayaan kemenangan atas hasil quick count.
Hasil survei dari Poltracking menunjukkan pasangan Khofifah-Emil unggul dengan perolehan suara 59,22%.
Dengan angka tersebut, mereka diprediksi akan keluar sebagai pemenang Pilkada Jatim 2024.
Namun, Khofifah melalui unggahan di akun Instagram resminya pada Kamis, 28 November 2024, menegaskan bahwa acara tersebut murni untuk mensyukuri pelaksanaan Pilkada yang berlangsung aman dan damai.
"Potongan tumpeng ini bukanlah simbol kemenangan atas hasil hitung cepat dalam Pilkada 2024," tulis Khofifah Indar Parawansa.
Khofifah juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi menyukseskan Pilkada Jatim 2024, termasuk TNI, POLRI, KPU, Bawaslu, serta masyarakat Jawa Timur.
Baca Juga:
Penembakan Misterius di Rumah Dinas Wakil Bupati Solok Selatan Gegerkan Publik, Polisi Buru Pelaku
"Terima kasih juga saya sampaikan kepada semua pihak, TNI, POLRI, KPU, Bawaslu, dan masyarakat, yang telah mendukung Pilkada serentak berjalan aman dan kondusif," lanjut Khofifah.
Ucapan ini menegaskan komitmennya untuk menjaga demokrasi tetap berjalan dalam suasana yang harmonis.
Sebagai penutup, Khofifah mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk terus mengawal proses perhitungan suara di KPU.
Ia menekankan pentingnya menjaga semangat persatuan demi perjalanan demokrasi yang sehat dan transparan.
"Perjalanan demokrasi ini adalah milik kita bersama. Mari kita kawal hingga penghitungan akhir dengan semangat persatuan dan kesatuan," tutup Khofifah.
Pilkada Jawa Timur 2024 menjadi momen penting yang tidak hanya menunjukkan antusiasme masyarakat dalam memilih pemimpin, tetapi juga kedewasaan politik seluruh pihak yang terlibat.
Proses demokrasi yang berlangsung dengan damai, tertib, dan penuh rasa syukur ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Timur mampu menjaga harmoni di tengah perbedaan pilihan politik.
Keberhasilan ini patut diapresiasi, karena menjadi teladan bahwa demokrasi yang sehat adalah fondasi kokoh bagi persatuan bangsa. (*/Risco)