ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Pegiat media sosial Said Didu baru-baru ini menyampaikan pujiannya terhadap keberanian Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hasto ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus dugaan penyuapan yang melibatkan buronan Harun Masiku.
Setelah penetapan tersebut, Hasto merilis sebuah video klarifikasi melalui akun YouTube resmi PDI Perjuangan, di mana ia mengonfirmasi statusnya sebagai tersangka.
Dalam video tersebut, Hasto menyatakan bahwa partainya menghormati keputusan KPK dan berkomitmen untuk menaati aturan hukum yang berlaku.
Hasto juga mengungkapkan bahwa ia telah menyadari risiko berurusan dengan hukum sejak dirinya lantang mengkritisi penguasa.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa perjuangannya didasarkan pada ajaran Bung Karno, yang menurutnya menjadi pedoman hidup bagi dirinya dan kader PDIP lainnya.
"Sebagai murid Bung Karno, saya ikuti yang tertulis di buku Cindy Adams, ini kitab perjuangan saya dan seluruh kader PDIP," ujar Hasto.
Ia menegaskan bahwa pengorbanan, termasuk risiko masuk penjara, adalah bagian dari perjuangan.
"Demi cita-cita Indonesia merdeka, maka penjara pun adalah bagian dari pengorbanan terhadap cita-cita, itulah nilai-nilai yang diperjuangkan oleh kader PDIP," tegas Hasto.
Pernyataan ini menunjukkan tekad Hasto untuk tetap memegang nilai-nilai perjuangan yang diajarkan oleh Soekarno di tengah kasus hukum yang sedang dihadapinya.
Menanggapi pernyataan tersebut, Said Didu mengaku tidak terkejut dengan keberanian yang ditunjukkan oleh Hasto.
Hal itu disampaikan oleh Said Didu dalam cuitannya di akun X atau Twitter resminya pada Sabtu, 28 Desember 2024.
"Saya tidak kaget jika Pak Hasto Kristiyanto tampil all-out dalam membela PDIP karena memang itu pilihan hidup dia." Tulis cuitan Said Didu.
Selain itu, Said Didu juga mengungkapkan latar belakang Hasto yang pernah berkarier cemerlang di BUMN sebelum memilih bergabung dengan PDI Perjuangan.
"Hasto mantan karyawan BUMN yg cemerlang, diumur 30 an, Hasto sdh menduduki jabatan satu tingkat di bawah Direksi - tapi memilih mundur dan masuk PDIP, suatu pilihan berani," tulis Said Didu.
Pernyataan Said Didu ini menyoroti keputusan besar Hasto untuk meninggalkan karier yang stabil demi memperjuangkan cita-cita politiknya melalui PDIP, sebuah langkah yang ia pandang sebagai bentuk keberanian. (*/Risco)