ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Pejuang Hizbullah melawan atau terlibat dalam bentrokan sengit dengan pasukan darat penjajah Israel di 3 titik perbatasan di Lebanon selatan.
Kantor berita negara, NNA, menyampaikan pejuang Hizbullah berperang melawan pasukan penjajah Israel yang mencoba maju ke kota Aita Al-Shaab, Qaouzah, dan Ramiya.
Pasukan penjajah Israel menembaki Aita Al-Shaab dan Ramiya dengan artileri barat.
Baca Juga:
Polisi Penjajah Israel Sebut 7 Warga Penjajah Israel Ditangkap karena Menjadi Mata-Mata untuk Iran
Secara terpisah, dilaporkan seorang gadis Lebanon meninggal karena luka yang diderita dalam serangan udara penjajah Israel di kota Kharayeb di Lebanon timur.
Beberapa serangan juga dikabarkan di kota Kharayeb, Habbouch dan Arab Salim, Houmine El Faouqa dan Jarjouaain.
Belum ada informasi yang tersedia mengenai cedera atau kerusakan.
Baca Juga:
1.390 Pemukim Ilegal Penjajah Israel Memaksa Masuk ke Kompleks Masjid Al Aqsa untuk Rayakan Sukkot
Penjajah Israel telah melancarkan kampanye udara besar-besaran di Lebanon sejak tanggal 23 September 2024 terhadap apa yang mereka sebut sebagai target Hizbullah.
Penjajah Israel memperluas konflik pada 1 Oktober 2024 dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan.
Di sisi lain, tentara penjajah Israel menghadapi tantangan serius baru karena mengalami kekurangan amunisi serius yang dibutuhkan untuk melanjutkan agresi terhadap Jalur Gaza dan Lebanon yang terkepung.
Koresponden militer untuk surat kabar penjajah Israel, Avi Ashkenazi, menyatakan selain itu, karena tahun ajaran di universitas-universitas penjajah Israel dimulai pada akhir bulan ini, tentara pendudukan juga khawatir banyak tentara cadangan akan menolak untuk melakukan perang dan memilih untuk kembali belajar.
“Dilema tentara diperburuk dengan pertempuran di 7 front dan manuver di darat di 2 front, ditambah dengan periode perang yang panjang,” katanya.
Menurutnya, sejumlah besar prajurit cadangan telah menunda studi akademis mereka selama tahun lalu untuk bertempur, tetapi telah menyampaikan kepada komandan mereka bahwa mereka tidak siap kehilangan tahun akademik lagi karena mereka takut usaha akademis mereka yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir akan sia-sia.
Baca Juga:
3 Anak Palestina Terluka Akibat Tembakan Tentara Penjajah Israel di Beit Furik Tepi Barat
“Akan sulit untuk memaksa para prajurit untuk melanjutkan dinas militer mereka,” pungkasnya. (*/Mey)