ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Pasukan penjajah Israel pada hari Minggu, 26 Januari 2025 waktu setempat, mencegah petani Palestina mengolah tanah mereka di Desa Deir Istiya yang terletak di barat laut Salfit di Tepi Barat tengah.
Sumber-sumber lokal melaporkan pasukan penjajah Israel menghalangi para petani memangkas pohon zaitun di daerah Bir Al-Swied, sebelah barat Deir Istiya, dan memaksa mereka meninggalkan daerah itu.
Peristiwa ini menyusul serangan penjajah Israel yang dilakukan pada hari Kamis, tanggal 23 Januari 2025, di mana 30 pohon zaitun yang berusia 50 tahun ditebang di desa terdekat Qarawat Bani Hassan.
Diketahui jika wilayah ini telah menjadi titik rawan serangan berulang oleh pasukan penjajah Israel terhadap petani lokal.
Militer sering menduduki jalan pertanian yang menuju wilayah Qattan Al-Jama’a di sebelah barat Deir Istiya, tempat para petani sering kali dihentikan untuk waktu yang lama sehingga mereka tidak dapat mengakses tanah mereka.
Sementara itu, media melaporkan otoritas penjajah Israel menolak izin untuk 11 dokter dan juga perawat Amerika Serikat untuk meninggalkan Jalur Gaza utara.
“Para pekerja kesehatan dari organisasi kemanusiaan Rahma seharusnya meninggalkan Jalur Gaza pada hari Rabu tetapi otoritas penjajah Israel mengatakan hal tersebut tidak memungkinkan karena insiden yang tidak disebutkan di pos pemeriksaan keamanan,” lapor media tersebut.
Media itu menambahkan pihak berwenang penjajah Israel juga mencegah tim pekerja kesehatan lain yang lebih besar dari Rahma untuk memasuki Jalur Gaza utara.
Baca Juga:
WHO Salurkan 70.000 Liter Bahan Bakar untuk Menjaga Fasilitas Kesehatan di Jalur Gaza
Sementara itu, soerang warga Palestina lanjut usia yang terlantar dan termasuk di antara ribuan orang yang menunggu di Gaza tengah untuk diizinkan kembali ke rumah mereka di utara, Jameel Yaseen, mengatakan dia telah lama ingin pulang kampung.
“Saya telah lama ingin pulang kampung dan saya telah tua, saya tidak bisa merasa nyaman berada di luar rumah,” ucapnya.
Dia mengatakan dirinya berharap keadaan membaik.
“Saya yakin kita akan mampu untuk membangun kembali semua rumah yang hancur. Saya bermimpin untuk kembali ke kehidupan normal, dalam damai, dalam keharmonisan dengan keluarga dan tetangga kita,” katanya. (*/Mey)