Otopsi Mengungkap Yahya Sinwar Tidak Makan selama 3 Hari sebelum Pembunuhannya

2 months ago 15
ARTICLE AD BOX

Internasional, gemasulawesi – Otopsi yang dilakukan oleh dokter forensik penjajah Israel menemukan bahwa kepala Hamas, Yahya Sinwar, tidak makan selama 3 hari sebelum pembunuhannya pada tanggal 16 Oktober 2024 lalu.

Disebutkan laporan tersebut mengatakan hasil otopsi jenazah Yahya Sinwar menunjukkan bahwa dia tidak makan apa pun selama 72 jam terakhir sebelum kematiannya.

Direktur lembaga forensik nasional penjajah Israel, Chen Kugel, mengungkapkan salah satu jari Sinwar diambil untuk memperoleh sampel DNA untuk identifikasi karena pemenjaraannya sebelumnya dan catatan medis yang ada.

Baca Juga:
Salah Satu Tempat Penampungan di Gaza Selatan Telah Membuka Sekolah Lapangan Pertama

Selain itu, Kugel menyebutkan Sinwar awalnya bertahan hidup selama beberapa jam tetapi akhirnya meninggal dikarenakan kerusakan otak parah yang disebabkan oleh luka tembok.

Banyak yang mencatat rincian itu sebagai bukti bahwa tindakan penjajah Israel telah memberikan kontribusi terhadap perang kelaparan di Jalur Gaza dan membantah klaim bahwa anggota Hamas mengalihkan bantuan kemanusiaan atau makanan untuk diri mereka sendiri.

“Sinwar masih mengalahkan penjajah Israel bahkan setelah dia mati syahid,” ujar seorang pengguna media sosial di media sosial.

Baca Juga:
Kepala Staf Tentara Penjajah Israel Memberikan Lebih Banyak Tekanan kepada Netanyahu untuk Mencapai Gencatan Senjata

Media penjajah Israel melaporkan bahwa istri dan anak-anak dari Yahya Sinwar telah menerima pesan tertulis darinya setidaknya 1 bulan sekali atau setiap 6 minggu.

Laporan itu juga menambahkan bahwa Sinwar dibawa keluar dari sebuah rumah yang menjadi sasaran beberapa bulan yang lalu lewat terowongan yang digali oleh pejuang Hamas dan dipindahkan ke sebuah rumah aman sekitar 1 kilometer jauhnya.

Dia dipindahkan lagi di lain waktu dan dipertemukan kembali dengan keponakannya yang bernama Ibrahim Mohammed Sinwar, dan seorang pemimpin Brigade Izz Al-Din Qassam, Rafa’ Salama.

Baca Juga:
Lebih dari 50 Ribu Tentara Penjajah Israel Dilaporkan Gagal Merebut 1 Desa pun di Lebanon Selatan

Tetapi ketika operasi penjajah Israel meluas, ketiganya dipindahkan di area yang berjarak beberapa puluh meter dari Kompleks Medis Nasser.

Sumber-sumber menyampaikan kepada media penjajah Israel bahwa keponakannya menemaninya sepanjang perang di Jalur Gaza dan bahwa Sinwar telah tinggal di Rafah selama beberapa bulan, berpindah-pindah antara beberapa daerah.

Sumber itu melanjutkan bahwa pesan terakhir Sinwar ditujukan kepada anggota keluarganya, di mana dia memberitahu mereka mengenai kematian keponakannya, Ibrahim, yang menemaninya.

Baca Juga:
4 Anak Palestina Terluka dalam Serangan Penjajah Israel terhadap Pusat Vaksinasi Polio di Jalur Gaza

Pesan itu dilaporkan tiba 2 hari setelah Sinwar terbunuh. (*/Mey)

Read Entire Article