ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, pada hari Minggu, tanggal 10 November 2024, menyerukan dunia Islam untuk menekan embargo senjata terhadap penjajah Israel yang terus melakukan serangan membabi buta, baik di Jalur Gaza maupun Lebanon.
Dalam pidatonya pada Pertemuan Puncak Luar Biasa Menteri Luar Negeri OKI-Liga Araba di Riyadh, Arab Saudi, Hakan Fidan menyampaikan inisiatif Turki di PBB untuk menghentikan transfer senjata ke penjajah Israel telah menerima dukungan dari 52 negara, termasuk anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
“Yang kurang bukanlah tekad atas dasar moral untuk perjuangan Palestina, melainkan tindakan koersif,” ujarnya.
Baca Juga:
3 Orang Dilaporkan Terluka Akibat Serangan Roket dari Lebanon di Penjajah Israel Utara
Dia menggarisbawahi perlunya langkah-langkah yang konkret untuk menghentikan pertumpahan darah dan juga mencegah perang regional yang lebih luas di Timur Tengah.
Fidan mencatat ada cara lain seperti menghentikan perdagangan dengan penjajah Israel dan campur tangan dalam kasus genosida yang sedang berlangsung di Mahkaman Internasional.
Dia menambahkan kampanye juga harus diluncurkan untuk mendukung UNRWA.
“Serangan penjajah Israel terhadap Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 43.000 orang sejak bulan Oktober lalu harus diakhiri,” tegasnya.
Dia menggarisbawahi perlunya bertindak dalam persatuan dan juga kerja sama dengan negara-negara yang mengindahkan seruan itu.
Fidan menyatakan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem sedang terancam dan mencatat bahwa politisi sayap kanan penjajah Israel, termasuk para menteri, telah secara terbuka menyatakan niat mereka untuk mengubah status quo historisnya.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Membunuh 3 Warga Palestina Tidak Lama setelah Dibebaskan di Gaza Utara
“Situasi ini menjadi masalah yang memprihatinkan bukan hanya untuk warga Palestina tetapi juga untuk seluruh umat Muslim,” ucapnya.
Dia menyerukan persatuan dalam kata-kata dan juga tindakan.
Di sela-sela sesi itu, dia bertemu dengan mitranya dari Irak, Fuad Hussein, mitranya dari Maladewa, Abdulla Khaleel, mitranya dari Mesir, Badr Abdelatty, dan mitranya dari Pakistan, Ishaq Dar. (*/Mey)