ARTICLE AD BOX
Blitar, gemasulawei - Kejadian yang mengejutkan terjadi di SD Bagelenan 02, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, di mana 15 siswa mengalami keracunan setelah mengonsumsi jajanan jeli.
Kejadian ini berawal saat seorang siswa membeli satu kemasan jeli yang berisi 10 buah dari pedagang keliling yang berada di depan sekolahnya.
Setelah jeli tersebut dimakan bersama teman-temannya, satu jam kemudian, mereka mulai merasakan sakit perut yang cukup parah.
Pihak sekolah langsung mengambil tindakan dengan memberikan pertolongan pertama menggunakan minyak kayu putih kepada para siswa tersebut.
Baca Juga:
Profil Natalius Pigai, Menteri HAM yang Viral Usai Ajukan Anggaran Fantastis untuk Kementeriannya
Namun, untuk memastikan keselamatan dan kesehatan siswa, mereka dilarikan ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
Dari 15 siswa yang terlibat, satu orang harus dirujuk ke RSUD Srengat karena kondisinya memerlukan perhatian lebih.
Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo Pambudi Sukarno, menyatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki kasus keracunan ini.
"Kami masih melakukan penyelidikan terkait dugaan keracunan ini dan telah mengamankan sisa makanan jeli yang dikonsumsi para siswa," jelasnya dikutip pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Pihak kepolisian juga meminta keterangan dari penjual jeli keliling yang menjajakan makanan tersebut.
Dalam waktu dekat, mereka berencana melakukan uji laboratorium terhadap jeli yang disita untuk menentukan apakah ada kandungan berbahaya yang bisa menyebabkan keracunan.
Kejadian keracunan ini menimbulkan keprihatinan mendalam terhadap keamanan jajanan yang dijual di lingkungan sekolah.
Ini menjadi pengingat bagi semua orang tua untuk lebih waspada dalam memilihkan makanan bagi anak-anak mereka, terutama jajanan yang tidak terjamin kualitasnya.
Baca Juga:
Aksi Tiga Remaja di Depok Mencuri Jemuran Tetangganya Jadi Sorotan Publik, Polisi Turun Tangan
Danang menambahkan, "Kami akan terus mengawasi dan memberikan informasi lebih lanjut terkait perkembangan kasus ini."
Di sisi lain, insiden ini juga menyoroti peran penting pihak sekolah dalam melindungi siswa dari potensi bahaya makanan.
Pihak sekolah perlu mengedukasi siswa tentang risiko makanan yang dijajakan oleh pedagang keliling dan mengajak mereka untuk selalu berhati-hati dalam memilih jajanan.
Selain itu, komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan orang tua sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Melalui kejadian ini, diharapkan semua pihak dapat belajar dan lebih memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan anak-anak.
Mari jaga kesehatan dan kebersihan makanan agar tidak ada lagi kasus serupa yang menimpa siswa lainnya. Kejadian ini mengingatkan bahwa kita harus selalu waspada terhadap makanan yang dikonsumsi dan mengutamakan keselamatan anak-anak. (*/Shofia)