Kepala Staf Tentara Penjajah Israel Memberikan Lebih Banyak Tekanan kepada Netanyahu untuk Mencapai Gencatan Senjata

2 months ago 17
ARTICLE AD BOX

Internasional, gemasulawesi – Media penjajah Israel mengungkapkan bahwa Kepala Staf tentara pendudukan penjajah Israel, Herzi Halevi, dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah memberikan banyak tekanan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Media tersebut melaporkan tentara pendudukan ingin mendekati gencatan senjata di Jalur Gaza dan Lebanon, percaya bahwa tidak banyak yang dapat dicapai secara militer dan frustasi dengan hilangnya nyawa prajurit setiap hari.

Surat kabar itu mengungkapkan Halevi dan juga Gallant telah meningkatkan tekanan pada Netanyahu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang akan mengembalikan 101 tawanan penjajah Israel yang masih hidup dan yang telah meninggal yang ditahan oleh faksi perlawanan Palestina di Jalur Gaza.

Baca Juga:
Lebih dari 50 Ribu Tentara Penjajah Israel Dilaporkan Gagal Merebut 1 Desa pun di Lebanon Selatan

Surat kabar tersebut menunjukkan dalam pidato yang disampaikan pada hari Kamis pekan lalu di sebuah upacara wisuda perwira, kedua pejabat militer senior tersebut mendesak.

“Waktu sangat penting untuk mengembalikan para sandera, yang sebagian besar pejabat sekarang sepakat hanya akan terjadi, jika memang terjadi, lewat kesepakatan dengan Hamas,” ujar mereka.

Hal ini terjadi sementara Radio Angkatan Darat penjajah Israel mengonfirmasi terbunuhnya 87 warga penjajah Israel pada bulan Oktober, termasuk 64 perwira, tentara, dan personel keamanan, serta 23 orang warga sipil.

Baca Juga:
4 Anak Palestina Terluka dalam Serangan Penjajah Israel terhadap Pusat Vaksinasi Polio di Jalur Gaza

Disebutkan pula para korban tewas telah gugur di berbagai medan pertempuran akibat tembakan anti rudal, serangan roket, bentrokan atau konfrontasi, dan operasi di medan perang.

Tentara penjajah Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza untuk tahun kedua, sementara pesawat milik mereka mengebom rumah sakit, gedung, dan juga rumah warga sipil Palestina.

Pendudukan juga mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.

Baca Juga:
Utusan Palestina untuk PBB Berharap Konferensi Jenewa tentang Konflik Timur Tengah Akan Berlangsung Secepat Mungkin

Hingga kini, agresi itu telah melukai sekitar 145.000 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Lebih dari 10.000 orang diyakini hilang di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia. (*/Mey)

Read Entire Article