ARTICLE AD BOX
Semarang, gemasulawesi - Kasus penembakan yang melibatkan aparat kepolisian di Semarang memicu gelombang kecaman dan sorotan dari berbagai pihak.
Kejadian tragis ini menambah daftar panjang kasus yang mengundang kontroversi terkait penegakan hukum oleh aparat kepolisian.
Seorang polisi terlibat dalam insiden penembakan yang menyebabkan seorang korban meninggal dunia.
Insiden ini terjadi langsung memunculkan reaksi keras dari masyarakat serta lembaga-lembaga negara seperti Komnas HAM dan Komisi III DPR.
Sebelum dimulainya pemeriksaan lebih lanjut, pihak kepolisian sudah menetapkan pelaku penembakan tersebut dalam status terperiksa dan menempatkannya dalam penahanan di Polda Jawa Tengah.
Tindakan ini dilakukan untuk menjaga proses penyelidikan yang independen dan transparan.
Keluarga korban pun telah melaporkan insiden ini ke Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah untuk mempercepat penanganan perkara.
Dalam pernyataannya, Martin, anggota Komisi III DPR yang membidangi masalah hukum, menegaskan bahwa meskipun ini adalah insiden tragis, proses hukum harus tetap berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada.
Martin juga menambahkan bahwa pengawasan yang ketat diperlukan agar tidak ada upaya penutupan kasus atau ketidakadilan dalam penyelesaiannya.
“Kami dari Komisi III DPR akan terus mengawal kasus penembakan ini. Insiden seperti ini sangat berdampak pada kepercayaan publik terhadap kepolisian,” ujarnya pada Senin, 2 Desember 2024.
Selain itu, Komnas HAM juga memberikan perhatian serius terhadap insiden ini. Mereka turut terlibat dalam pengawasan agar hak-hak korban dan keluarga tidak terabaikan.
Komnas HAM menekankan bahwa setiap pelanggaran hak asasi manusia, terutama yang dilakukan oleh aparat negara, harus diselidiki secara tuntas dan tanpa ada perlakuan khusus terhadap pelaku.
Komnas HAM berharap kasus ini bisa menjadi pembelajaran untuk meningkatkan profesionalisme aparat kepolisian dalam menjalankan tugasnya.
Pihak kepolisian sendiri menegaskan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Komnas HAM dan DPR dalam menyelidiki kasus ini.
Mereka juga berkomitmen untuk memastikan bahwa insiden tersebut ditangani dengan profesionalisme tinggi, dan pihak yang bersalah akan mendapatkan sanksi yang sesuai.
Pengusutan secara transparan dan terbuka sangat diperlukan untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap penegak hukum.
Proses pengawasan ini juga menunjukkan pentingnya adanya lembaga yang independen dalam setiap kasus yang melibatkan aparat negara, agar keadilan dapat ditegakkan tanpa adanya intervensi atau penutupan informasi.
Meski demikian, masyarakat dan keluarga korban berharap agar proses hukum ini segera membuahkan hasil yang adil, agar kepercayaan publik terhadap sistem hukum di Indonesia tetap terjaga. (*/Shofia)