ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, baru-baru ini membagikan pengalamannya mengenai maraknya judi online (judol) di masyarakat, terutama di kampung-kampung.
Pengalaman ini ia dapatkan saat pulang kampung ke Sumatera Utara dan melakukan survei langsung di lapangan.
Dalam cuitannya di akun X atau Twitter resminya @jansen_jsp pada Sabtu, 28 Desember 2024, Jansen mengungkapkan bahwa pembongkaran kasus yang melibatkan pegawai Kominfo atau Komdigi RI tidak membuat aktivitas judol berhenti.
Sebaliknya, ia menemukan fakta bahwa situs-situs judol kini menggunakan nama-nama lokal daerah.
"Saya lagi pulang kampung ke Sumut. Hasil nanya saudara di kampung, faktanya di bawah, judi online ini masih berlangsung dibawah. Tidak ada yang berubah (judol di masyarakat) pasca penangkapan di Kominfo (Komdigi) kemarin. Bahkan nama situs judinya sekarang sudah pakai nama-nama lokal daerah," tulisnya.
Jansen juga menyebut bahwa judol memiliki dampak besar terhadap lesunya perekonomian masyarakat.
Melihat dampak yang begitu signifikan, Jansen mengajak seluruh keluarga di Indonesia untuk saling mengawasi agar anggota keluarga tidak terjerumus ke dalam praktik judol.
Namun, jika keluarga tidak mampu menjalankan peran ini, ia menegaskan bahwa negara harus hadir untuk membereskan masalah ini.
"Namun ketika keluarga sudah tidak mampu lagi mengingatkan anak-anak dan angggota keluarganya, maka mau tidak mau Negara harus ikut campur dan turun tangan memberesinya," lanjutnya.
Cuitan Jansen Sitindaon ini mendapatkan beragam tanggapan dari warganet yang juga prihatin terhadap maraknya judol.
Salah satu akun dengan nama @att*** menyoroti bahwa aktivitas judi sekarang sangat mudah dilakukan karena akses teknologi yang semakin canggih.
"Nggak bisa klo urusan keluarga lagi bang, karena sekarang berjudi semudah meludah. Ada HP, ada Kuota, Top Up mudah, Pinjaman Gampang. Ini ranah pemerintah, karena mereka yang punya kuasa melakukannya," tulisnya.
Tanggapan serupa juga datang dari akun @ism*** yang menilai masalah ini harus segera ditangani pemerintah.
"Benar, betul2 sgt perlu ditangani secepatnya. Entahlah apa yg ada dibenak mereka yg berwenang dg hal ini," tulisnya.
Sementara itu, akun @auf*** mengkritik bahwa upaya menutup situs-situs judol saja tidak cukup dan menekankan pentingnya menangkap bandar besar yang mengendalikan bisnis ini.
"Kalau cuma nutup situs, sewa2 programer jg bisa, gak harus kominfo. Yang penting bandar kakapnya ditangkap. Nah punya nyali gak pemerintah ngusik bisnis judol bandar kakap?" tulisnya.
Cuitan Jansen Sitindaon dan tanggapan dari warganet ini memperlihatkan betapa seriusnya masalah judi online di Indonesia.
Baik dari sisi ekonomi maupun sosial, dampak negatif judol dirasakan oleh masyarakat luas, terutama di kampung-kampung. (*/Risco)