ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Media Palestina melaporkan hujan musim dingin telah membanjiri puluhan tenda di kamp-kamp pengungsian di pusat Deir el-Balah dan selatan Khan Younis.
Laporan tersebut muncul pada tanggal 29 Desember 2024, waktu setempat, saat pihak berwenang di Jalur Gaza memperingatkan akan adanya hujan lebat di daerah kantong tersebut selama beberapa hari ke depan.
Prakiraan cuaca akan memburuk pada hari Selasa.
Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza menyatakan sebagian besar warga Palestina yang mengungsi berlindung di tenda-tenda yang bobrok yang tidak melindungi mereka dari dinginnya musim dingin.
Baca Juga:
Pemukim Penjajah Israel Serang Warga Palestina di 2 Desa yang Berada Dekat Ramallah Tepi Barat
“Sekitar 110.000 dari 135.000 tenda yang menampung orang-orang di Jalur Gaza telah usang dan tidak layak digunakan,” ujar mereka.
Di sisi lain, perwakilan tetap Malta untuk PBB, Vanessa Frazier, telah menepis klaim penjajah Israel bahwa mereka mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza.
Dalam sebuah postingan di X, dia mengatakan jangan tertipu oleh angka-angka ini, merujuk pada tweet militer penjajah Israel yang mengatakan sekitar 1.290 truk kemanusiaan telah memasuki daerah kantong yang dilanda perang tersebut dalam sepekan terakhir.
Dia menyatakan sebelum perang di Jalur Gaza, lebih dari 500 truk bantuan memasuki Jalur Gaza setiap hari.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Meledakkan Gedung-Gedung di Jalur Gaza Bagian Tengah
Klaim penjajah Israel muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas bencana kelaparan yang mengancam di Jalur Gaza, terutama di wilayah utara karena militer penjajah Israel terus membatasi bantuan ke wilayah yang diblokade itu.
Selain memblokir bantuan, pasukan penjajah Israel juga telah menghancurkan sebagian besar sumber makanan lokal di Jalur Gaza, termasuk dengan pertanian, kebun buah, dan juga perahu nelayan.
Malta bergabung dengan 14 dari 15 Dewan Keamanan PBB pada bulan lalu untuk menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan juga permanen di Jalur Gaza dalam sebuah resolusi yang diblokir oleh Amerika Serikat. (*/Mey)