ARTICLE AD BOX
Yogyakarta, gemasulawesi – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi yang terbukti dari 15 kali guguran lava ke arah barat daya.
Berdasarkan laporan dari BPPTKG atau Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, guguran lava ini bergerak menuju ke Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.500 meter.
Dalam keterangannya pada hari Senin, tanggal 7 Oktober 2024, Kepala BPPTKG, Agus Budi Santosa, mengatakan teramati 15 kali guguran lava ke arah barat daya atau Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter.
Baca Juga:
Harga Cabai Merah Keriting di Kabupaten Sleman Dilaporkan Mengalami Penurunan yang Signifikan
Selama periode pengamatan pada hari Senin, tanggal 7 Oktober 2024 sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, cuaca di sekitar Gunung Merapi cenderung berawan dengan angin lemah bertiup ke arah timur.
Suhu udara berkisar antara 18,2 celsius hingga 20 celsius dengan tingkat kelembapan yang tinggi, mencapai 96 persen.
Gunung Merapi diketahui terlihat jelas meski sesekali tertutup oleh kabut tipis, sementara asap kawah tidak teramati.
Baca Juga:
Sebanyak 361 Mahasiswa Universitas Terbuka Kendari Menggelar Kegiatan OSMB dan PKBJJ
Dari sisi kegempaan, terjadi 26 gempa guguran dengan amplitudo yang tercatat bervariasi antara 2 hingga 18 mm dan durasi 58,6 hingga 147,2 detik,
Meski aktivitas kegempaan cukup signifikan, belum teramati adanya letusan eksplosif.
Saat ini, Gunung Merapi ada di status level III atau siaga. Potensi bahaya yang diantisipasi mencakup guguran lava dan juga awan panas di sektor selatan-barat daya, terutama di aliran Sungai Boyong dengan jarak maksimal 5 kilometer, serta Sungai Krasak, Sungai Bedog, dan Bebeng sejauh 7 kilometer.
Baca Juga:
KPU Sulawesi Tenggara Menggandeng Kejati untuk Memberikan Penyuluhan Hukum Tindak Pidana Pilkada
Di sektor tenggara, Sungai Woro diperkirakan berpotensi terdampak hingga 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km.
Selain itu, letusan eksplosfi dapat mengakibatkan lontaran material vulkanik yang berpotensi menjangkau radius hingga 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
“Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam zona bahaya,” ujarnya.
Baca Juga:
Pj Gubernur Gorontalo Sebut Perayaan HUT PMI ke 79 Menjadi Momentum dalam Mitigasi Bencana
Dia menambahkan potensi bahaya tambahan berupa lahar dan awan panas guguran juga perlu diwaspadai, terutama ketika hujan turun di sekitar wilayah gunung.
BPPTKG juga mengingatkan suplai magma masih berlangsung hingga kini yang dapat memicu terjadinya awan panas.
Jika terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas vulkanik, maka status Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Baca Juga:
Kepergok Bawa APK Paslon, Camat Negeri Katon di Lampung Ini Sembunyi di Bawah Meja Saat Diperiksa
Masyarakat sekitar Gunung Merapi diimbau untuk mengikuti perkembangan informasi dari sumber resmi dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik. (*/Mey)