ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik sebagai Wakil Presiden Indonesia dalam sebuah acara yang berlangsung di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Minggu 20 Oktober 2024.
Acara pelantikan dibuka oleh Ketua MPR Ahmad Muzani, diikuti dengan pengucapan sumpah jabatan oleh Prabowo dan Gibran.
Setelah itu, keduanya menandatangani berita acara pelantikan yang menandai secara resmi dimulainya periode kepemimpinan mereka.
Momen ini bukan hanya menjadi titik awal bagi pemerintahan baru, tetapi juga menjadi sorotan publik yang menantikan langkah-langkah strategis yang akan diambil oleh keduanya.
Namun, di balik momen sakral tersebut, muncul kontroversi yang viral di media sosial. Sebelum pelantikan, pegiat media sosial Dokter Tifa mengeluarkan cuitan yang menyulut perdebatan.
"Mulai besok, Indonesia akan punya WAPRES paling kurang ajar, paling sadis, paling brutal, sekaligus paling tolol sedunia." Tulis cuitan Dokter Tifa melalui akun Twitter resminya, @DokterTifa pada 19 Oktober 2024 lalu.
Cuitan tersebut menyebut Gibran "kurang ajar" karena dianggap berani mencaci maki dan mengolok-olok Presiden menggunakan akun palsu.
"Karena berani mencaci maki, mengolok-olok, menghina, dan memfitnah PRESIDEN dan keluarganya, bertahun-tahun, pakai akun palsu, dan dengan tololnya mengira tidak ada yang bakal tahu," lanjutnya.
Kaitan antara Gibran dan akun media sosial Fufufafa, yang dikenal sering mengolok-olok Prabowo, kembali menjadi sorotan. Cuitan tersebut mendapat perhatian luas, memicu beragam reaksi dari netizen. Beberapa mendukung pernyataan Dokter Tifa.
"Terima ga terima harus terima punya wakil presiden fufufafa," tulis balasan dari akun @bul*** menanggapi cuitan Dokter Tifa.
"Wapres Haram Konstitusi," tulis balasan lain dari akun @BL3***.
Gibran, meskipun menghadapi sorotan dan tuduhan, terlihat tenang dan profesional selama proses pelantikan. Banyak yang berharap agar keduanya dapat menjalankan tugas dengan baik dan menanggapi tantangan yang ada di depan mereka.
Di tengah dinamika politik yang seringkali penuh konflik, harapan akan terciptanya pemerintahan yang stabil dan produktif menjadi semakin penting.
Masyarakat kini menunggu langkah-langkah konkret dari Gibran dan Prabowo sebagai pemimpin baru. (*/Risco)