Gagal Kelabuhi Petugas Bea Cukai, 2 Pelajar yang Ingin Selundupkan 3 Kg Sabu di Bandara Hang Nadim Batam Ditangkap

4 days ago 2
ARTICLE AD BOX

Batam, gemasulawesi - Dua pelajar asal Aceh berinisial F (21) dan A (17) diamankan oleh petugas Bea Cukai di Bandara Internasional Hang Nadim Batam.

Mereka kedapatan mencoba menyelundupkan 3,1 kilogram sabu dari Batam dengan tujuan Balikpapan, Kalimantan Timur.

Rencananya, mereka akan transit terlebih dahulu di Semarang, Jawa Tengah sebelum melanjutkan perjalanan.

Kepala Bea Cukai Batam, Zaky Firmansyah, mengonfirmasi rencana perjalanan kedua pelaku.

Baca Juga:
Dinas TPHP Provinsi Sulsel Pastikan Kebutuhan Bahan Pangan untuk Program Makan Bergizi Gratis Dapat Terpenuhi

"Keduanya (pelaku F dan A) direncanakan melakukan perjalanan dari Batam, transit ke Semarang, dan tujuan akhirnya Balikpapan," jelas Zaky Firmansyah dalam keterangannya pada Rabu, 22 Januari 2025. 

Keberadaan barang haram itu diketahui setelah petugas Bea Cukai mencurigai koper yang dibawa kedua pelaku.

Setelah dilakukan pemeriksaan, petugas menemukan sabu seberat 3,1 kilogram yang disembunyikan di dua koper.

Koper tersebut dimodifikasi dengan menggunakan kertas karbon untuk mengelabui alat pemeriksaan di bandara.

Baca Juga:
Pemerintah Kota Palu Tetap Konsisten Laksanakan Program Palu Mandiri Tangguh Pangan

Kedua pelaku mengaku diperintah oleh pelaku lain yang diduga bagian dari jaringan RX dan ZR asal Aceh, yang hingga kini masih dalam pengejaran.

Menurut hasil pemeriksaan, pelaku F dan A masing-masing diberi upah sebesar Rp 60 juta untuk setiap kilogram sabu yang berhasil mereka bawa.

F mengaku telah tiga kali melakukan hal serupa, sementara A baru pertama kali.

Keduanya tiba di Batam melalui Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, sebelum akhirnya mencoba menyelundupkan barang haram itu ke Kalimantan Timur.

Baca Juga:
BMKG Sampaikan Dampak Hidrometeorologi di Sulteng Masih Berpotensi Terjadi hingga Maret 2025

Kasus ini kini telah diserahkan kepada Ditresnarkoba Polda Kepri untuk proses hukum lebih lanjut. 

Tindakan yang dilakukan kedua pelajar ini kembali menunjukkan bagaimana jaringan narkotika terus berusaha memanfaatkan celah, termasuk melibatkan generasi muda.

Kasus penyelundupan narkoba yang dilakukan pelajar ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan orang tua dalam menjaga anak-anak mereka dari pengaruh buruk, termasuk jaringan narkotika.

Pendidikan dan pengawasan yang tepat dapat menjadi benteng utama agar generasi muda tidak terjerumus dalam lingkaran kejahatan semacam ini.

Orang tua memiliki peran besar dalam memberikan pemahaman yang benar kepada anak-anak mereka tentang bahaya narkoba dan konsekuensi hukum serta sosial yang ditimbulkan. (*/Risco)

Read Entire Article