ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Dokter Tifa, seorang pegiat media sosial sekaligus dokter, baru-baru ini menyoroti masalah yang muncul dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis yang dicanangkan pada era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Program ini bertujuan memberikan makan siang bergizi gratis kepada anak-anak sekolah.
Namun, baru-baru ini mencuat kabar bahwa sejumlah katering tertipu oleh program makan siang gratis fiktif, menyebabkan kerugian hingga puluhan juta rupiah.
Penipuan ini terjadi di berbagai wilayah, termasuk Jawa Timur, dan menimpa puluhan pelaku usaha katering.
Menanggapi berita tersebut, Dokter Tifa mengungkapkan pandangannya melalui akun X atau Twitter resminya @DokterTifa pada Minggu, 29 Desember 2024.
Ia menyoroti berbagai potensi masalah yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan program tersebut, seperti pesanan fiktif, makanan tidak sesuai spesifikasi, keracunan massal, hingga penyedia makanan yang tidak dibayar.
"Berbagai masalah tentang pelaksanaan Program Makan Gratis bakal terus bergulir, seperti Pesanan fiktif atas nama program makan gratis, Pesanan makanan tidak sesuai spek, Keracunan massal akibat makanan sudah basi, Penyedia makan siang gratis tidak dibayar, Uang pesanan makan gratis dilarikan panitia, Biaya pesanan sudah disunat, Makanan tidak layak konsumsi, Dll dll," tulisnya.
Lebih jauh, Dokter Tifa mempertanyakan apakah pemerintah akan tetap melanjutkan program ini di tengah berbagai permasalahan yang muncul.
Ia bahkan menyebut bahwa program makan bergizi gratis sebenarnya tidak terlalu berdampak signifikan dalam memperbaiki gizi anak-anak sekolah.
"Sampai kapan tumpukan kasus akibat program makan gratis ini bakal terjadi?" tulisnya.
"Sampai Pemerintah kapok, jera dan baru sadar betapa merepotkan ya program ini dengan hasil hampir 0 untuk perbaikan gizi anak sekolah." Lanjut tulisan Dokter Tifa.
Cuitan Dokter Tifa menuai beragam respons dari warganet yang memberikan pandangan serupa mengenai beratnya pelaksanaan program tersebut.
Salah satu tanggapan datang dari akun @daf*** yang menyebutkan bahwa program semacam ini seharusnya disesuaikan dengan anggaran negara.
"Kalau buat program yg realistis sesuaikan dgn anggaran, jgn copas pada negara yang sudah maju yg akhirnya menimbulkan masalah," tulisnya.
Ada pula balasan lain dari akun @kfi*** yang menyarankan agar program tersebut dibatalkan jika pelaksanaannya terlalu memberatkan.
"Sudahlah pak @prabowo kalau memang 'Berat' batalkan aja programnya, Berpuluh2 tahun gak ada Makan Gratis gak masalah tetap bisa makan," ujarnya.
Berbagai tanggapan ini mencerminkan adanya kekhawatiran masyarakat terhadap efektivitas program makan bergizi gratis dan potensi masalah yang muncul dalam pelaksanaannya.
Meski tujuan program ini mulia, yakni meningkatkan gizi anak-anak sekolah, tantangan dalam realisasi di lapangan menjadi sorotan yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. (*/Risco)