ARTICLE AD BOX
Jawa Tengah, gemasulawesi - Pegiat Media Sosial yang sekaligus seorang dokter, Dr Tifauzia Tasuuma, M.Sc atau yang akrab dipanggil Dokter Tifa mengomentari hasil Pilkada Jateng 2024.
Hasil Pilkada Jawa Tengah 2024 menjadi bahan perbincangan hangat, terutama menyusul persaingan ketat antara dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, yakni Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Pada hitungan cepat (quick count) yang dirilis beberapa lembaga survei, pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin unggul, sedangkan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang diusung PDI Perjuangan berada di posisi tertinggal.
Hasil ini cukup mengejutkan mengingat Jawa Tengah dikenal sebagai basis utama PDI Perjuangan.
Kemenangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin di Jawa Tengah memicu tersebut pun memicu sorotan dari beberapa pihak, salah satunya Dokter Tifa.
Dalam cuitannya di platform Twitter atau X pada Jumat, 29 November 2024, Dokter Tifa menyatakan bahwa pemenang sebenarnya di Jawa Tengah bukan pasangan calon tersebut, melainkan bantuan sosial (bansos).
"JATENG itu yang menang Bansos," tulisnya, sembari membagikan video pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin menjelang Pilgub.
Pandangan serupa disampaikan oleh politikus PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, dalam konferensi pers di kantor DPP PDIP Jakarta pada Kamis, 28 November 2024.
Deddy secara gamblang menyebut Jawa Tengah saat ini tidak lagi menjadi "kandang banteng" yang selama ini identik dengan PDI Perjuangan.
Ia menyebutnya sebagai "kandang bansos" dan "kandang parcok" atau partai cokelat.
Menurut Deddy, kemenangan sementara Ahmad Luthfi-Taj Yasin disinyalir terjadi akibat pemanfaatan bantuan sosial untuk memikat hati masyarakat Jawa Tengah.
Isu penggunaan bansos dalam Pilkada ini menambah polemik terkait integritas proses pemilu.
Kritik dari berbagai pihak muncul, mempertanyakan sejauh mana program bantuan sosial seharusnya dapat digunakan tanpa memengaruhi independensi pemilih.
Pilkada Jawa Tengah 2024 mencerminkan dinamika politik yang tak hanya melibatkan persaingan antarcalon, tetapi juga perdebatan mengenai praktik-praktik politik yang dinilai tidak sehat.
Jika benar bansos menjadi faktor dominan, maka ini menjadi catatan penting untuk perbaikan ke depan, demi menjaga demokrasi yang lebih adil dan bermartabat. (*/Risco)