ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia menyampaikan pihaknya berencana untuk mendatangkan rumah sakit siap pakai ke Jalur Gaza dalam 2 bulan ke depan setelah gencatan senjata.
Gelombang bantuan diperkirakan akan memasuki Jalur Gaza setelah perjanjian mulai berlaku pada hari Minggu, tanggal 19 Januari 2025, waktu setempat.
Rehabilitasi infrastruktur daerah tersebut juga akan dimulai, termasuk memulihkan listrik, air, sanitasi, komunikasi, dan jalan, sementara peralatan yang dibutuhkan untuk menyingkirkan puing dan reruntuhan akan didatangkan.
Di sisi lain, Kepala FIDH atau Federasi Internasional Hak Asasi Manusia, Alice Mogwe, mengatakan pembunuhan seorang pekerja hak asasi manusia Palestina dan keluarganya dalam serangan udara adalah tindakan pembunuhan berdarah dingin oleh militer penjajah Israel.
Ihab Marwan Kamal Faisal dan istrinya serta kedua anak mereka tewas ketika berlindung di sebuah rumah di lingkungan Remal, Jalur Gaza, pada hari Kamis dini hari.
“Organisasi kami berduka atas meninggalnya Faisal dan keluarganya dan menyampaikan bela sungkawa kepada seluruh staf di PCHR atau Pusat Hak Asasi Manusia tempat dia bekerja,” katanya.
Dia menambahkan pasukan penjajah Israel merasa berhak melakukan kekejaman seperti itu secara terbuka karena mereka yakin tidak akan ada konsekuensi serius.
“Seperti jutaan warga Gaza lainnya, Ihab dan Hanin tidak berdaya, mereka hanya dapat bergantung pada tentara yang dipersenjatai oleh kekuatan Barat yang bahkan tidak memberikan hak hidup kepada mereka dan anak-anak perempuan mereka,” ujarnya.
Baca Juga:
WHO Sebut Setidaknya 10 Miliar Dolar AS Diperlukan untuk Membangun Kembali Sistem Kesehatan Gaza
Di sisi lain, sebuah jajak pendapat oleh surat kabar penjajah Israel menemukan bahwa 73 persen warga penjajah Israel mendukung kesepakatan gencatan senjata dan hanya 19 persen yang menentangnya.
Lebih lanjut ditemukan bahwa 91 persen pendukung partai oposisi penjajah Israel mendukung kesepakatan itu, sementara hanya 52 persen pendukung koalisi yang mendukungnya.
Penjajah Israel akan membebaskan 737 tahanan Palestina sebagai imbalan atas pembebasan gelombang pertama tawanan penjajah Israel, sebagai bagian dari tahap pertama perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza. (*/Mey)