ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Puluhan pemukim penjajah Israel bertopeng yang menyerbu desa Palestina Jinsafut dan Funduq di dekat Yerusalem melukai sedikitnya 12 orang, datang dengan persiapan untuk membakar mobil dan bangunan.
Kepala Dewan Desa Jinsafut, Jalal Bashir, mengatakan orang-orang tersebut menyerang 3 rumah, sebuah tempat pembibitan dan sebuah toko pertukangan yang terletak di jalan utama desa.
Jalal Bashir menyampaikan kepada media bahwa para pemukim tersebut bertopeng dan membawa bahan pembakar.
“Jumlah mereka besar dan belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.
Baca Juga:
436 Ribu Rumah Hancur atau Rusak di Jalur Gaza, Total Biaya Rekonstruksi 40 Miliar Dolar AS
Kepala Dewan Lokal di Funduq, Louay Tayem, menyatakan puluhan pemukim yang menyerbu kota tersebut melepaskan tembakan, membakar mobil, melemparkan batu, dan menyerang rumah serta toko.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengabarkan pihaknya merawat 12 warga setempat yang dipukuli oleh para pemukim.
Di sisi lain, Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani, menyatakan di Davos bahwa dia berharap Otoritas Palestina akan kembali memainkan peran pemerintahan di Jalur Gaza setelah perang dengan penjajah Israel berakhir.
Berbicara pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Swiss, 2 hari setelah gencatan senjata yang dimediasi Qatar mulai berlaku di Jalur Gaza, dia memperingatkan warga Jalur Gaza dan bukan negara lain yang harus mendikte cara wilayah kantong itu akan diperintah.
Baca Juga:
Kepala Staf Angkatan Darat Penjajah Israel Umumkan Akan Mengundurkan Diri pada Bulan Maret
“Kami berharap PA kembali ke Jalur Gaza dan kami berharap melihat pemerintahan yang benar-benar akan menangani masalah rakyat di sana,” ujarnya.
Dia menambahkan masih ada jalan panjang yang harus ditempuh untuk menangani Jalur Gaza dan kehancurannya.
Bagaimana Jalur Gaza akan diperintah setelah perang tidak dibahas secara langsung dalam kesepakatan antara penjajah Israel dan kelompok Hamas yang menghasilkan gencatan senjata langsung dan pembebasan sandera setelah hampir 15 bulan pembicaraan yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.
Penjajah Israel telah menolak peran pemerintahan apa pun untuk Hamas, yang memerintah Jalur Gaza sebelum perang, tetapi penjajah Israel juga menentang keras pemerintahan Otoritas Palestina. (*/Mey)