Tragis! Oknum Polisi di Cileungsi Pukul Ibu Kandungnya hingga Tewas, Polres Bogor dan Propam Ambil Langkah Tegas Ini

2 months ago 4
ARTICLE AD BOX

Bogor, gemasulawesi - Peristiwa tragis menimpa keluarga di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, di mana ibu berinisial H (52) tewas diduga dipukul oleh anak kandungnya, N (24). 

N, yang merupakan oknum anggota kepolisian berpangkat Aipda, diduga menjadi pelaku dalam insiden kekerasan yang berakhir dengan kematian tersebut. 

Kejadian ini mengejutkan banyak pihak, mengingat pelaku yang seharusnya berfungsi sebagai pelindung masyarakat, justru melakukan tindakan kekerasan terhadap ibunya sendiri.

Menurut informasi yang dihimpun, kejadian bermula ketika N dan ibunya terlibat dalam sebuah pertengkaran di rumah mereka.

Baca Juga:
Polisi Tetapkan Remaja 14 Tahun yang Bunuh Ayah dan Neneknya di Lebak Bulus Jakarta Selatan sebagai Tersangka, Ini Alasannya

Dalam keadaan marah, pelaku mengambil tabung gas 3 kilogram yang ada di rumah dan memukul ibu kandungnya hingga menyebabkan luka berat. 

Korban H yang terluka parah kemudian dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak dapat diselamatkan. 

Selain ibu korban, kabar yang beredar juga menyebutkan bahwa pelaku sempat terlibat perselisihan dengan anggota keluarga lainnya.

Warga sekitar yang mendengar keributan sempat melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib, dan setelahnya, polisi langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. 

Baca Juga:
4.355 Burung Ilegal Disita di Lampung, BKSDA Bongkar Jaringan Perdagangan Satwa Liar dan Tangkap 2 Tersangka

Setelah melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP), polisi kemudian mengamankan pelaku, yang merupakan anggota kepolisian berpangkat Aipda dengan identitas N. 

Peristiwa ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena pelaku yang seorang anggota polisi seharusnya bertindak sesuai dengan kode etik yang berlaku dalam tubuh kepolisian.

Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, dalam keterangannya menyampaikan bahwa pihaknya telah mengamankan pelaku dan sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

"Pelaku sudah kami amankan, dan saat ini sedang diperiksa oleh pihak kepolisian," ujar Rio dalam konferensi pers pada Senin, 2 Desember 2024.

Baca Juga:
Anggota Bhabinkamtibmas Cilincing Disiram Air Keras oleh Sekelompok Remaja di Jakarta Utara, Polisi Masih Kejar Pelaku

Ia juga menjelaskan bahwa kasus ini akan diselidiki secara menyeluruh untuk mengungkap motif dan kronologi pasti kejadian.

Rio menegaskan bahwa meskipun pelaku merupakan anggota kepolisian, proses hukum terhadapnya akan berjalan tanpa kompromi. 

"Kami akan memastikan bahwa proses hukum berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku," tegasnya.

Sementara itu, terkait dengan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota kepolisian tersebut, Propam Polda Metro Jaya juga dilaporkan sedang menangani proses pemeriksaan. 

Baca Juga:
Kericuhan Warnai Pembukaan Mie Gacoan di Bangkalan Madura, Tiga Pria Bersenjata Tajam Diamankan Polisi

Kombes Pol Bambang Satriawan, Kabid Propam Polda Metro Jaya, mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan investigasi terhadap pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh pelaku. 

"Kami sedang memeriksa pelaku terkait pelanggaran kode etik yang telah dilakukannya," ujar Bambang. 

Namun, hingga kini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai hasil pemeriksaan kode etik tersebut.

Kapolres Rio Wahyu Anggoro menegaskan bahwa meskipun pelaku adalah anggota kepolisian, pihaknya akan menangani kasus ini secara transparan dan adil. 

Baca Juga:
Kritik Keras Larangan Driver Ojol Beli BBM Bersubsidi, Anggota DPR RI Mufti Anam: Jangan Peras Rakyat Kecil

"Kami akan memastikan bahwa semua proses hukum dilakukan secara profesional dan transparan. Kasus ini tentu sangat memprihatinkan," tambahnya. 

Ia juga memastikan bahwa Propam Polda Metro Jaya akan menangani pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh pelaku, sementara untuk proses pidana, pihaknya yang akan menangani kasus tersebut.

Kasus ini mendapat perhatian luas dari masyarakat, karena melibatkan seorang anggota kepolisian yang semestinya bertugas untuk menegakkan hukum, bukan malah melakukan kekerasan terhadap orang tuanya. 

Proses hukum yang adil dan transparan akan menjadi kunci agar keadilan dapat ditegakkan dalam kasus ini. (*/Shofia)

Read Entire Article