ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Belakangan ini sebuah video yang menunjukkan dua anggota polisi lalu lintas (Polantas) tengah melakukan squat jump di tepi jalan dekat Gerbang Tol Slipi 1 viral di media sosial.
Aksi ini memicu berbagai spekulasi dari publik yang bertanya-tanya tentang alasan di balik hukuman yang dijatuhkan kepada mereka.
Dalam rekaman tersebut, kedua anggota kepolisian terlihat menjalani sanksi, tetapi identitas dan kesalahan yang mereka lakukan tidak dijelaskan dengan jelas.
Apa sebenarnya yang terjadi sehingga mereka harus menerima hukuman ini?
Menanggapi fenomena ini, Kepala Induk 7 Ditlantas Polda Metro Jaya, AKP Siti, memberikan klarifikasi terkait insiden tersebut.
Ia menjelaskan bahwa kedua anggota yang terekam dalam video tersebut sebenarnya terlambat melaksanakan tugas mereka.
“Anggota terlambat ke pos saat pengamanan kepulangan Kepala Negara Luar Negeri (Malaysia),” jelas Siti dalam penjelasannya pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Siti menjelaskan bahwa keterlambatan tersebut disebabkan oleh masalah teknis pada kendaraan yang digunakan oleh kedua anggota tersebut.
Baca Juga:
Selidiki Kasus Pembakaran Mobil di Bekasi, Polisi Beberkan Fakta Baru yang Ditemukan
“Namun, mereka tidak segera melaporkan keterlambatan itu,” tambahnya.
Sebagai sanksi atas pelanggaran disiplin tersebut, mereka dijatuhi hukuman untuk melakukan squat jump sebanyak 10 kali di lokasi tersebut.
Siti menjelaskan pilihan hukuman squat jump ini diambil karena mempertimbangkan kondisi cuaca yang sangat panas.
“Kenapa squat jump? Jika menggunakan push-up, aspal di bawah sangat panas. Kami mempertimbangkan kemanusiaan juga kepada anggota,” ujarnya.
Baca Juga:
Dua Pria Terekam CCTV Mencuri Penutup Gorong-gorong di Depok, Polisi Buru Pelaku
Pendekatan ini menunjukkan upaya kepolisian untuk menegakkan disiplin sambil tetap memperhatikan kesejahteraan anggotanya.
Kejadian ini langsung menarik perhatian masyarakat luas dan memicu berbagai komentar di media sosial.
Penjelasan yang diberikan oleh AKP Siti diharapkan dapat membantu masyarakat memahami konteks di balik tindakan yang diambil terhadap anggota Polantas tersebut.
Insiden ini juga menunjukkan betapa pentingnya disiplin dalam institusi kepolisian, terutama ketika bertugas dalam situasi yang membutuhkan kesiapsiagaan tinggi, seperti pengamanan kegiatan kenegaraan.
Bagaimana masyarakat menerima cara penegakan disiplin ini akan terus menjadi perbincangan di media sosial, serta mencerminkan harapan publik terhadap integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum. (*/Shofia)