ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Pasukan pendudukan penjajah Israel dilaporkan melakukan operasi penahanan yang meluas pada hari Jumat, tanggal 25 Oktober 2024, di kota Palestina Anata, yang terletak di timur laut Yerusalem, Tepi Barat.
Pasukan penjajah Israel juga menahan 65 warga Palestina.
“Pasukan penjajah Israel menyerbu sejumlah rumah yang mengakibatkan kerusakan properti dan juga gangguan yang signifikan untuk keluarga setempat,” kata kantor berita Wafa.
Salah satu rumah, yang merupakan milik warga Palestina bernama Muhammad Ghaith, dikabarkan diubah oleh pasukan penjajah Israel menjadi pos militer, tempat para tahanan Palestina dibawa untuk diinterogasi.
Penjajah Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Arab-penjajah Israel tahun 1967.
Penjajah Israel mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Palestina bersikeras menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka, berdasarkan resolusi hukum internasional.
Di sisi lain, Harvard Law School untuk sementara waktu melarang sedikitnya 60 mahasiswa dari perpustakaannya menyusul protes pro-Palestina yang langsung memicu reaksi keras dan demonstrasi yang lebih lanjut.
Para mahasiswa tersebut diberitahu bahwa akses mereka ke perpustakaan kampus mereka akan ditangguhkan hingga bulan November 2024.
Larangan itu dikeluarkan sebagai respons atas partisipasi mereka dalam protes ‘studi di tempat’ di mana para mahasiswa memajang selebaran yang mengecam serangan penjajah Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Protes itu diorganisir oleh Harvard Out of Occupied Palestine, kelompok di balik perkemahan 20 hari baru-baru ini di Harvard Yard.
Sebagai tanggapan atas penangguhan itu, lebih dari 50 mahasiswa mengadakan protes lain di perpustakaan dengan memajang berbagai pesan di laptop, termasuk ‘Harvard Divest from Death’ dan ‘Penjajah Israel mengebom rumah sakit lag’.
Baca Juga:
Hamas Dilaporkan Menghancurkan Tank Penjajah Israel di Jalur Gaza Utara
Administrator sekolah hukum berusaha mengidentifikasi para pengunjuk rasa, khususnya menyasar mahasiswa dengan poster-poster di laptop mereka. (*/Mey)