ARTICLE AD BOX
Manado, gemasulawesi – Kementerian Agama melakukan manasik haji dengan menjaga kesehatan, baik fisik maupun rohani CJH atau Calon Jemaah Haji tahun 2025 di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara atau Sulut.
Kepala Kantor Kementerian Agama Bitung, Yahya Pasiak, di Bitung mengatakan pihaknya memberikan pembinaan agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan lancar dan sempurna.
Yahya Pasiak menyatakan dalam mempersiapkan diri dalam pelaksanaan ibadah haji yang utama niat yang mantap dan juga menjaga kesehatan, baik kesehatan rohani maupun jasmani.
“Selanjutnya nanti mengikuti manasik haji, baik yang diadakan di tingkat kabupaten maupun di tingkat kecamatan,” ujarnya.
Baca Juga:
Sulawesi Tengah Alami Surplus Jagung Pipilan Kering Sebanyak 436.452 Ton Tahun 2024
Dia menerangkan karena kegiatan manasik haji seperti ini sangat penting dan salah satu cara untuk mengantar CJH menjadi haji mabrur.
Dikutip dari Antara, Irfan Djabli, menerangkan mengenai tahapan-tahapan penyelenggaraan haji.
Pelaksanaan haji 1446 Hijriah akan diadakan di tahun 2025. Secara proses, jemaah haji akan mulai masuk asrama haji tanggal 1 Mei dan pada tanggal 2 Mei telah ada jemaah yang terbang.
Dia menekankan pentingnya persiapan yang matang, terutama untuk memenuhi kebutuhan jemaah selama di Arab Saudi.
Baca Juga:
Anggota Komisi II DPR Memuji Kesuksesan Penyelenggaraan Pilkada di Parigi Moutong
Salah satu kebijakan baru yang akan dilakukan implementasinya adalah kewajiban menyediakan makanan setiap hari untuk jemaah selama berada di Tanah Suci.
Di sisi lain, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM berharap warga mewaspadai awan panas guguran Gunung Karangetang di Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN, dalam laporan aktivitas Gunung Karangetang periode tanggal 16 hingga 22 Desember 2024 yang diterima di Manado mengatakan waspadai adanya awan panas guguran di mana kubah lava gunung tersebut lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat rubuh bersamaan dengan keluarnya lava.
“Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur atau longsor, serta kejadian lahar di waktu hujan di puncak,” tandasnya. (Antara)