ARTICLE AD BOX
Nasional, gemasulawesi - Islah Bahrawi, pegiat media sosial sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama (NU), baru-baru ini menyerukan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibubarkan.
Ia menyampaikan pandangannya melalui cuitan di akun Twitter resminya, @islah_bahrawi, pada Kamis, 26 Desember 2024.
Menurut Islah, KPK telah beralih fungsi menjadi ruang pertempuran politik antar kubu, bukan lagi lembaga pemberantasan korupsi seperti yang seharusnya.
"Daripada jadi pasukan pemukul kekuasaan, mending KPK bubarkan saja," tulisnya dalam salah satu cuitan.
Ia juga menyarankan opsi format ulang KPK dengan mengembalikan undang-undang (UU) KPK ke versi awal.
"Format ulang, lalu ganti dengan UU KPK setelan pabrik yang paling awal," lanjutnya.
Islah lebih jauh menjelaskan bahwa KPK saat ini hanya digunakan oleh pihak berkuasa untuk menyerang lawan politik.
Ia mempertanyakan keberadaan fungsi asli KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi.
"Mereka yang kini dikejar oleh KPK, apabila suatu saat mereka bisa berkuasa, maka bakal gantian untuk memakai KPK untuk mengejar musuhnya. Siklusnya bakal selalu begitu. Lalu, pemberantasan korupsinya di mana?" tulisnya.
Cuitan Islah muncul di tengah sorotan publik terhadap KPK setelah penetapan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, sebagai tersangka dalam kasus yang melibatkan buronan Harun Masiku.
Beberapa pihak menduga bahwa langkah KPK tersebut merupakan dampak dari konflik internal antara PDIP dan Jokowi.
Isu ini memperkuat anggapan bahwa KPK kini lebih banyak digunakan sebagai alat kekuasaan daripada menjalankan fungsinya secara independen.
Pendapat Islah juga menuai tanggapan luas dari warganet.
Beberapa mendukung gagasan pembubaran KPK, seperti yang diungkapkan akun @adi***, "Betul bubarkan buang-buang anggaran bayar gaji pegawainya miliaran, mending buat bayar guru-guru honorer... yang mendidik generasi anak bangsa."
Sementara akun @ase*** berkomentar, "Anggaran gede hanya dipake alat kekuasaan, kembalikan UU KPK yang dulu independen."
Ada pula yang menyoroti perbaikan institusi secara menyeluruh, seperti balasan dari akun @joh***, "Bisa juga begitu. Tapi orang-orang KPK kan dari institusi itu-itu juga.
Benahin dulu institusi asalnya. Potong beberapa generasi. Bukan hanya pembenahan, tapi perlu perubahan."
Cuitan Islah dan tanggapan warganet menunjukkan meningkatnya kekecewaan terhadap lembaga antirasuah tersebut, yang diharapkan kembali kepada esensinya untuk memberantas korupsi secara independen dan tanpa intervensi politik. (*/Risco)