ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Hizbullah mengumumkan bahwa Sheikh Naim Qassem telah terpilih sebagai sekretaris jenderal yang baru menggantikan Sayyed Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan penjajah Israel di pinggiran selatan Beirut bulan September lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis kemarin, tanggal 29 Oktober 2024, waktu setempat, Hizbullah menyatakan sesuai dengan mekanisme yang disetujui untuk memilih sekretaris jenderal, Dewan Syura Hizbullah sepakat untuk memilih Yang Mulia Sheikh Naim Qassem sebagai sekretaris jenderal yang akan membawa panji yang diberkahi dalam perjalanan ini.
Hizbullah menambahkan yang akan membawa panji yang diberkahi dalam perjalanan ini sambil memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk membimbingnya dalam misi yang mulia ini.
Hizbullah berjanji untuk menjaga api perlawanan tetap menyala dan panjinya tetap berkibar hingga kemenangan diraih.
Diketahui bahwa Qassem yang telah menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal sejak tahun 1991 adalah tokoh veteran dalam gerakan perlawanan Lebanon.
Dia juga telah terlibat secara mendalam dalam berbagai kegiatannya sejak awal.
Qassem diangkat dalam peran sebelumnya di bawah mantan pemimpin Abbas Al-Musawi yang dibunuh dalam serangan helikopter penjajah Israel pada tahun 1992.
Dia tetap menduduki jabatan itu ketika Nasrallah mengambil alih kepemimpinan kelompok itu.
Lahir pada tahun 1993 di daerah Basta Al-Tahta, Beirut, keluarga Qassem berasal dari Kfar Fila di Lebanon selatan, yang merupakan daerah yang sebagian besar penduduknya beragama Syiah.
Baca Juga:
Perlawanan Islam di Irak Dilaporkan Menyerang Target Penting Penjajah Israel di Lembah Yordan
Dia memulai karier politiknya di Gerakan Amal, yang didirikan di tahun 1974, tetapi keluar pada tahun 1979 setelah Revolusi Islam Iran yang sangat memengaruhi ideologi politiknya.
Di sisi lain, selama pembukaan sesi musim dingin, sidang pleno Knesset penjajah Israel menyetujui pembacaan akhirnya sebuah undang-undang yang melarang aktivitas UNRWA di dalam penjajah Israel.
“RUU yang diajukan oleh MK Boaz Bismuth, yang menjadi preseden untuk menghentikan kegiatan UNRWA di negara penjajah Israel kini telah melewati pembacaan kedua dan ketiga dalam sidang pleno Knesset dan telah masuk dalam buku hukum negara penjajah Israel,” bunyi pernyataan Knesset. (*/Mey)