ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Hamas mengakui pada hari Minggu, tanggal 22 Desember 2024, waktu setempat, bahwa mereka telah menembak seorang perwira tentara penjajah Israel di Jalur Gaza utara.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, menyampaikan petugas tersebut ditembak oleh para pejuangnya di kamp pengungsi Jabalia tanpa merinci apakah dia terbunuh.
Klaim tersebut muncul 1 hari setelah Hamas menyatakan pejuangnya telah membunuh 5 tentara penjajah Israel dalam bentrokan di Jabalia di hari Sabtu.
Belum ada komentar langsung dari penjajah Israel terkait dengan klaim Hamas.
Baca Juga:
Seorang Anak Palestina Terbunuh saat Ranjau Darat Penjajah Israel Meledak di Daerah Betlehem
Di sisi lain, pasukan pendudukan penjajah Israel telah mendirikan 7 posisi militer permanen di sepanjang garis pemisahan di Suriah selatan yang mencakup Damaskus, Daraa, dan Quneitra.
Pos-pos tersebut, yang terletak di area strategis termasuk Gunung Hermon, Cekungan Yarmouk, dan Bukit Qurs al-Nafal, memberi penjajah Israel pengawasan kritis atas ibu kota Suriah dan area sekitarnya.
Pendudukan itu kini menguasai hampir 500 kilometer persegi wilayah Suriah, setelah menghancurkan banyak lokasi militer Suriah di tengah perebutan kekuasaan oleh pemberontak.
Tentara pendudukan penjajah Israel juga telah maju ke sumber daya air penting seperti Bendungan Sahm Golan dan telah menguasai dasar sungai Yarmouk dan Bendungan Al-Wahda.
Baca Juga:
Pertahanan Sipil Gaza Sebut Penjajah Israel Tinggalkan Jasad Warga Palestina untuk Anjing Liar
Ketegangan meningkat pada hari Jumat ketika pasukan penjajah Israel menembaki para pengunjuk rasa di pedesaan Quneitra.
Para demonstran di Desa Maariya sedang melakukan unjuk rasa menentang perambahan penjajah Israel di lahan pertanian ketika seorang pria, yang diidentifikasi sebagai Maher Al-Hussein, ditembak di bagian kaki.
“Pengunjuk rasa itu menimbulkan ancaman dan membenarkan penggunaan amunisi aktif berdasarkan prosedur operasi standar,” kata militer pendudukan penjajah Israel.
Sementara Ahmed Al-Sharaa, yang merupakan pemimpin de facto Suriah, yang juga dikenal sebagai Abu Mohammed Al-Jolani telah mengesampingkan pertempuran melawan penjajah Israel.
Baca Juga:
Seorang Pemuda Palestina Dipukuli dengan Kejam selama Serangan Penjajah Israel di Tepi Barat
Juru bicara pemerintah sebelumnya, Obaid Arnaut, yang sebelumnya menolak mengomentari agresi penjajah Israel terhadap negara itu menyampaikan pendekatan pemerintah akan diuraikan dalam waktu dekat tanpa merinci lebih lanjut. (*/Mey)