ARTICLE AD BOX
Jakarta, gemasulawesi - Dharma Pongrekun, calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, menjadi perbincangan hangat di media sosial usai cuitannya di Twitter pada Rabu, 27 November 2024.
Dalam cuitan tersebut, ia membagikan pengalamannya memberikan suara untuk pertama kalinya di Pemilu.
Dharma mencoblos di TPS 31 Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, dan menyebut momen tersebut sebagai pengalaman baru baginya, mengingat sebelumnya ia tidak bisa memilih karena masih aktif sebagai anggota kepolisian.
Namun, yang menarik perhatian warganet bukan hanya pengakuannya mencoblos, tetapi responsnya terhadap salah satu warganet yang dianggap menyindir rival politiknya, Ridwan Kamil, calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1.
Seorang pengguna Twitter dengan nama @milianabluu bercanda bahwa ia tidak mencoblos Dharma karena berdomisili di Bogor.
Menanggapi hal ini, Dharma memberikan balasan yang langsung menyulut diskusi di media sosial. Ia menulis, "Iya gpp, warga Bandung juga ga nyoblos tadi di Jakarta."
Balasan ini langsung dihubungkan banyak pihak sebagai sindiran untuk Ridwan Kamil.
Pasalnya, Ridwan Kamil, yang merupakan cagub Jakarta nomor urut 1, lahir dan besar di Bandung.
Pada hari pencoblosan Pilkada 2024, Ridwan Kamil diketahui mencoblos di Jawa Barat, bukan di Jakarta. Hal ini memperkuat spekulasi bahwa cuitan Dharma ditujukan untuk rivalnya tersebut.
Sindiran terselubung ini langsung menuai reaksi beragam dari warganet. Banyak yang menganggap balasan Dharma sebagai bentuk humor politik yang cerdas.
Akun @Gen***, misalnya, menulis, "Haha sindiran kelasss bang Dharma."
Sementara itu, akun lain seperti @rin*** berkomentar, "Pelan pelan bang Dharma."
Ada pula yang secara terang-terangan menanyakan apakah balasan tersebut memang ditujukan untuk Ridwan Kamil, seperti cuitan akun @evi*** yang menulis, "Nyindir @ridwankamil ya?"
Meski terkesan ringan, sindiran Dharma Pongrekun ini menunjukkan adanya persaingan ketat antara kedua cagub Jakarta.
Balasan tersebut tidak hanya menjadi bahan diskusi, tetapi juga dianggap sebagai strategi politik untuk menarik perhatian publik.
Dengan mengangkat isu yang menyindir lawan politiknya, Dharma berhasil mencuri perhatian warganet dan menempatkan namanya di tengah sorotan.
Namun, di balik humor tersebut, momen ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat untuk tetap fokus pada visi dan misi para calon dalam memilih pemimpin.
Kompetisi politik yang sehat seharusnya tidak hanya menyajikan sindiran, tetapi juga gagasan nyata untuk kemajuan Jakarta. (*/Risco)