Daun Kelor Jadi Alternatif Pengganti Menu Program Makan Bergizi Gratis, Said Didu: Lauk Orang Paling Miskin

4 weeks ago 5
ARTICLE AD BOX

Nasional, gemasulawesi - Pegiat media sosial, Said Didu, memberikan tanggapan terhadap kabar terbaru program makan bergizi gratis yang digagas oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Baru-baru ini, dikabarkan bahwa salah satu menu dalam program tersebut adalah penggunaan daun kelor dan telur sebagai bahan makanan alternatif pengganti susu.

Menanggapi kabar ini, Said Didu menyampaikan komentar dengan nada satire melalui cuitan di akun X resminya, @msaid_didu, pada Rabu, 25 Desember 2024.

Dalam cuitannya, ia menilai bahwa daun kelor di kampung halamannya kerap dipandang sebagai makanan bagi orang miskin.

Baca Juga:
Gibran Tanggapi Penetapan Hasto Kristiyanto sebagai Tersangka Kasus Suap Harun Masiku, Singgung Soal Kaitannya dengan Jokowi

"Wah kalau di kampung saya, daun kelor dipandang sbg lauk orang paling miskin," tulis Said Didu sambil mengunggah ulang berita tentang daun kelor sebagai alternatif susu di program makan bergizi gratis.

Program makan bergizi gratis ini menjadi perhatian publik setelah Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan alasan pemilihan daun kelor dan telur sebagai alternatif bahan makanan. 

Menurut Dadan, tidak semua penerima manfaat program akan mendapatkan susu sebagai bagian dari menu mereka.

Hal ini disebabkan oleh prioritas distribusi susu yang difokuskan pada daerah sentra peternakan sapi perah.

Baca Juga:
Tak Hanya Kasus Suap Harun Masiku, Hasto Kristiyanto Juga Terlibat Kasus Besar Lain, KPK Ungkap Peran Krusialnya

"Susu itu akan diberikan di daerah-daerah yang memang di situ daerah peternakan," jelas Dadan dalam pernyataannya pada Senin, 23 Desember 2024.

Dengan demikian, daerah yang bukan sentra sapi perah akan menggunakan alternatif lain, seperti daun kelor dan telur, untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

Meski program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, keputusan mengganti susu dengan daun kelor menuai beragam tanggapan, termasuk kritik dari berbagai pihak.

Daun kelor, meskipun dikenal kaya nutrisi, dianggap oleh sebagian orang sebagai pilihan yang kurang ideal untuk menggantikan susu dalam konteks pemenuhan kebutuhan gizi.

Baca Juga:
Hubungkan Pemecatan Jokowi dan Penetapan Hasto Kristiyanto Jadi Tersangka KPK, Geisz Chalifah Singgung Ucapan Bahlil

Komentar Said Didu menjadi salah satu suara kritis terhadap kebijakan ini, mencerminkan keraguan masyarakat terhadap efektivitas program tersebut.

Di sisi lain, pemerintah tetap optimistis bahwa pendekatan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah yang tidak memiliki akses mudah ke susu. (*/Risco)

Read Entire Article