Bulog Sulawesi Tenggara Sebut Penyerapan Beras Petani Sebanyak 33 Ribu Ton Sepanjang Tahun 2024

5 days ago 2
ARTICLE AD BOX

Kendari, gemasulawesi – Perum Bulog Kantor Wilayah atau Kanwil Provinsi Sulawesi Tenggara menyampaikan penyerapan beras petani di wilayah Bumi Anoa sebanyak 33 ribu ton sepanjang tahun 2024.

Siti Mardati Saing, yang merupakan Kepala Perum Bulog Kanwil Sulawesi Tenggara, saat ditemui di Kendari, Sulawesi Tenggara, menyampaikan serapan beras itu melampaui target Bulog Sulawesi Tenggara pada tahun 2024 sebesar 25 ribu ton.

Siti Mardati Saing menyatakan realisasi itu melampaui target dengan capaian 33 ribu ton.

“Penyerapan beras tersebut dilakukan terhadap hasil panen para petani yang tersebar di berbagai daerah di Bumi Anoa, seperti Konawe Selatan, Konawe, dan daerah-daerah penghasil padi lainnya,” ujarnya.

Baca Juga:
Viral Siswa di Lampung Terpaksa Naik Perahu Saat Berangkat Sekolah, Pembangunan Jembatan Mangkrak Jadi Penyebab

Dia melanjutkan untuk tahun 2025, Bulog Sulawesi Tenggara menargetkan penyerapan beras petani sebanyak 35 ribu ton.

Dikutip dari Antara, dia mengatakan bahwa selain beras, Bulog Sulawesi Tenggara juga akan menyerap gabah petani, baik basah maupun giling di wilayah Bumi Anoa dalam rangka mempercepat penyerapan dan memperbanyak volume yang dapat diserap.

Dia menambahkan juga untuk mengantisipasi harga gabah jatuh di bawah harga pokok penjualan atau HPP ketika panen.

Dia menerangkan berdasarkan harga yang telah ditetapkan pemerintah, pembelian gabah kering pamet atau GKP di petani sebesar Rp6.500 per kilogram dengan ketentuan kualitas kadar air maksimal 25 per sen dan kadar hampa maksimal sebesar 10 per sen.

Baca Juga:
Heboh Seorang Satpam Rumah Mewah di Bogor Diduga Dibunuh Majikannya Sendiri, Begini Kata Polisi Setelah Cek TKP

Dia menyatakan sedangkan harga GKP di penggilingan sebesar Rp6.700 per kg dengan kualitas yang sama pada pembelian di petani.

“Untuk gabah kering giling atau GKG di penggilingan sebesar Rp.8.000 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 13 persen,” katanya.

Menurutnya, meski telah ditetapkan tidak menutup kemungkinan harga gabah turun atau tidak sesuai karena tergantung kualitas atau kandungan kadar air maupun hampa yang telah ditentukan. (Antara)

Read Entire Article