Bikin Karangan Bunga Satire untuk Prabowo Gibran, BEM FISIP Unair Dibekukan Dekanat, Kebebasan Berpendapat Terganjal?

2 months ago 12
ARTICLE AD BOX

Surabaya, gemasulawesi - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) mendadak menjadi sorotan setelah keputusan pembekuan oleh dekanat. 

Keputusan ini diduga dipicu oleh pemasangan karya seni berupa karangan bunga satire yang ditujukan untuk "merayakan" pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih. 

Aksi ini dilakukan di Taman Barat FISIP, yang menarik perhatian luas, terutama di media sosial.

Karangan bunga tersebut mencakup pesan yang menyinggung pelanggaran hak asasi manusia dan pandangan kritis terhadap calon presiden dan wakil presiden. 

Baca Juga:
Masa Depan Teknologi AI: Berkah atau Ancaman?

Yakni berisi tulisan yang berbunyi: "Selamat atas dilantiknya Jenderal bengis pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi, Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo - Gibran Rakabuming Raka. Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrasi)". 

Meskipun hanya bertahan beberapa jam karena hujan, karangan bunga ini segera viral di media sosial, seperti X dan TikTok, dan menarik perhatian masyarakat luas dengan respons yang sangat beragam. 

Banyak yang melihat aksi tersebut sebagai simbol kebebasan berekspresi dan kritik sosial yang positif.

Dua hari setelah pemasangan, Ketua Komisi Etik Fakultas langsung memanggil BEM FISIP Unair untuk meminta klarifikasi terkait siapa yang bertanggung jawab atas karangan bunga tersebut. 

Baca Juga:
Viral Momen Mobil di Bintaro Jadi Sasaran Amukan Warga Usai Ingin Kabur Tidak Bayar di SPBU Hingga Tabrak Motor

Pada hari berikutnya, Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah, bersama beberapa anggota BEM lainnya hadir memenuhi panggilan Komisi Etik pada pukul 09.03 WIB. 

Seusai pertemuan, pada sore hari itu juga, BEM FISIP menerima surat resmi dari dekanat yang menyatakan pembekuan organisasi mereka. 

Surat tersebut, bernomor 11048/TBUN3/FISIP/KM/042024, mengukuhkan keputusan dekanat FISIP untuk membekukan BEM.

Menanggapi keputusan ini, Tuffahati menyampaikan bahwa BEM FISIP selalu berkomitmen menciptakan kebermanfaatan bagi Civitas Akademika FISIP Unair. 

Baca Juga:
Viral Fenomena Ribuan Tikus Memasuki Salah Satu Desa di Karawang Pada Malam Hari, Pohon Hingga Jalanan Dipadati Tikus

Ia juga menegaskan bahwa janji-janji program kerja hampir sepenuhnya terlaksana, termasuk pembuatan karya seni satire yang kini menjadi sorotan. 

“BEM FISIP sejak awal terbentuk berkomitmen menciptakan kebermanfaatan untuk seluruh Civitas Akademika FISIP Unair, termasuk menumbuhkan jiwa kritis dan peka sosial kepada mahasiswa,” ujarnya pada Minggu, 27 Oktober 2024.

Hingga saat ini, BEM FISIP masih melakukan penguatan internal terkait situasi yang mereka hadapi. 

Belum ada langkah diskusi lebih lanjut dengan Dekan FISIP. Namun pertemuan telah dijadwalkan pada 28 Oktober 2024 pukul 08.00 WIB untuk membahas kemungkinan pembatalan atau kelanjutan keputusan pembekuan. 

Baca Juga:
Viral Fenomena Ribuan Tikus Memasuki Salah Satu Desa di Karawang Pada Malam Hari, Pohon Hingga Jalanan Dipadati Tikus

Mahasiswa Unair lainnya, terutama di FISIP, menunjukkan solidaritas terhadap BEM dan mengharapkan dialog yang lebih terbuka antara dekanat dan organisasi mahasiswa.

Keputusan pembekuan BEM FISIP ini menuai pro dan kontra di lingkungan kampus, di mana sebagian pihak mempertanyakan batasan kebebasan berpendapat di dunia akademis. 

Meskipun tindakan ini bertujuan untuk menjaga ketertiban, beberapa mahasiswa dan dosen menganggapnya sebagai langkah yang dapat menghambat perkembangan kritis mahasiswa. (*/Shofia)

Read Entire Article