ARTICLE AD BOX
Sulawesi Barat, gemasulawesi - Pencurian kembali terjadi di Apartemen Dokter Rumah Sakit Hajja Andi Depu, Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat.
Aksi tersebut membuat heboh setelah diketahui bahwa puluhan unit air conditioner (AC) di lantai empat apartemen tersebut hilang.
Kejadian ini diduga dilakukan secara terorganisir oleh pelaku yang merusak pintu kamar sebelum mencuri perangkat tersebut.
Insiden ini terungkap ketika seorang petugas kebersihan menemukan beberapa pintu kamar dalam kondisi rusak saat membersihkan lantai empat apartemen.
Setelah diperiksa, seluruh AC di lantai tersebut diketahui telah raib. Hal ini mengejutkan pihak rumah sakit, mengingat apartemen dokter memiliki akses yang sangat terbatas dan hanya diperuntukkan bagi manajemen rumah sakit serta para dokter.
Humas Rumah Sakit Hajja Andi Depu, Supriadi, menjelaskan bahwa apartemen dokter memiliki sepuluh kamar di lantai empat, dengan masing-masing kamar dilengkapi tiga unit AC. Seluruh AC tersebut kini hilang.
“Lantai satu, dua, dan tiga sudah penuh. Kami meminta petugas kebersihan membersihkan lantai empat untuk persiapan dokter baru. Saat itulah kami mengetahui bahwa AC di setiap kamar telah hilang,” ungkap Supriadi pada Minggu, 22 Desember 2024.
Jenis AC yang hilang terdiri atas 10 unit merek Daikin 1 PK dan 20 unit setengah PK, dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp 100 juta.
Pelaku diduga masuk dengan cara merusak pintu kamar sebelum melepas AC dari tiap ruangan.
Beberapa pintu ditemukan dalam kondisi rusak, diduga didobrak atau dirusak secara paksa.
“Pencurian ini dilakukan secara terencana, mengingat jumlah AC yang hilang tidak sedikit. Kemungkinan besar, pelaku bekerja secara berkelompok dan membawa alat khusus untuk melepas perangkat AC,” tambah Supriadi.
Hilangnya puluhan unit AC ini menimbulkan kerugian besar bagi rumah sakit, terutama karena apartemen tersebut merupakan fasilitas penting bagi dokter yang bertugas.
Pihak rumah sakit langsung melaporkan insiden ini ke Polres Polewali Mandar. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan, termasuk petugas kebersihan yang pertama kali menemukan kerusakan pintu kamar.
Hingga kini, polisi masih menyelidiki kasus ini dengan memeriksa saksi-saksi dan rekaman CCTV.
Selain itu, penyelidikan juga mengarah pada kemungkinan keterlibatan orang dalam, mengingat akses apartemen yang terbatas.
“Kami berharap pelaku segera tertangkap agar kerugian ini tidak terus membebani pihak rumah sakit,” tegas Supriadi.
Setelah kejadian ini, Rumah Sakit Hajja Andi Depu berencana untuk meningkatkan sistem keamanan apartemen dokter.
Beberapa langkah yang akan dilakukan meliputi pemasangan kamera CCTV tambahan, pengawasan lebih ketat terhadap akses masuk, serta patroli keamanan yang lebih rutin.
Kasus ini menjadi perhatian besar, mengingat fasilitas apartemen dokter seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi tenaga kesehatan.
Dengan total kerugian mencapai Rp 100 juta, penyelesaian kasus ini diharapkan segera terwujud demi kepercayaan publik terhadap keamanan fasilitas publik di wilayah tersebut. (*/Shofia)