ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Sumber medis menyampaikan setidaknya 109 orang tewas dan lebih dari 40 orang hilang menyusul serangan penjajah Israel terhadap sebuah bangunan perumahan di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, pada hari Selasa, tanggal 29 Oktober 2024, waktu Palestina.
Media melaporkan lebih dari 115 orang yang tewas akibat pemboman dini hari penjajah Israel di Jalur Gaza, 109 orang tewas akibat serangan di Beit Lahia.
Kantor media pemerintah Gaza sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 93 orang.
Baca Juga:
Hizbullah Umumkan Sheikh Naim Qassem Telah Terpilih sebagai Sekretaris Jenderal yang Baru
Kantor berita Palestina, Wafa, mengatakan serangan tersebut menargetkan bangunan perumahan 5 lantai yang menampung sekitar 150 orang mengungsi.
Yang terluka telah mulai berdatangan di Rumah Sakit Kamal Adwan yang juga menjadi sasaran serangan penjajah Israel yang menyebabkan hancurnya beberapa bagian fasilitas medis dan juga penahanan staf.
“Serangan penjajah Israel di Rumah Sakit Kamal Adwan menyebabkan hanya ada 2 orang anak dan tidak ada dokter bedah yang kemungkinan akan berdampak besar pada perawatan medis untuk mereka yang terluka akibat serangan udara,” kata Marwan al-Hamas, yang merupakan direktur rumah sakit lapangan di Jalur Gaza.
Dia mengimbau warga Palestina di Jalur Gaza utara yang mempunyai pengetahuan medis untuk datang ke rumah sakit guna menyelamatkan mereka yang terluka karena meningkatnya korban jiwa dan juga kekurangan staf.
Serangan pada hari Selasa tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan militer mematikan penjajah Israel di Jalur Gaza utara yang berupaya menggusur warga sipil yang tersisa di Beit Lahia dan Jabalia.
Tindakan penjajah Israel di Jalur Gaza terjadi ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan dia terbuka terhadap gencatan senjata singkat yang akan memberi ruang untuk memulai kembali perundingan.
“Proposal itu akan melihat penerapan gencatan senjata 2 hari untuk membebaskan 4 tawanan penjajah Israel dan sejumlah warga Palestina yang ditahan di penjara penjajah Israel,” ujar Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi. (*/Mey)