ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Serangan penjajah Israel yang menargetkan RS Syuhada Al Aqsa di Jalur Gaza tengah menewaskan sejumlah warga Palestina.
Banyak dari warga Palestina tersebut adalah pasien yang terluka terbakar hidup-hidup.
Halaman rumah sakit di Deir el Balah dipenuhi dengan tenda-tenda darurat yang menampung warga Palestina yang terlantar yang tidak memiliki tempat lain untuk dituju menyusul perintah evakuasi paksa berulang kali dari tentara penjajah Israel di Jalur Gaza utara.
Rekaman video yang mengerikan memperlihatkan api membakar rumah sakit dan tenda-tenda di sekitarnya.
Jeritan dan ratapan terdengar dalam rekaman itu.
Seorang Palestina yang tampaknya terhubung dengan infus terlihat terbakar dalam keadaan hidup-hidup.
Baca Juga:
Menteri Keuangan Penjajah Israel Sebut Masa Depan Penjajah Israel Adalah Meluas ke Damaskus
Sementara seorang wanita dan seorang gadis muda juga terlihat dalam kobaran api besar yang sama akibat serangan penjajah Israel.
“Demi Tuhan, kami tidak dapat berbuat apa-apa. Kami bahkan tidak dapat memadamkan api, tidak ada air, tidak ada pertahanan sipil, saya bersumpah kami tidak dapat berbuat apa-apa dan orang-orang terbakar di depan kami,” kata Saleh Al-Jafarawi, yang merupakan seorang jurnalis Gaza, yang berdiri di depan lokasi kejadian.
Serangan tersebut menargetkan rumah sakit dan halaman sekitarnya sekitar 2 pagi waktu Palestina hari Senin tanggal 14 Oktober 2024, sementara sebagian besar pasien dan juga penghuni kamp tenda darurat masih tertidur lelap.
Baca Juga:
Penjajah Israel Hadapi Skenario Mematikan Jika Pelabuhan Haifa Jadi Sasaran Hizbullah
RS Syuhada Al Aqsa menyampaikan sedikitnya 4 orang tewasa dan 40 orang lainnya terluka, beberapa di antaranya serius.
Saat ini, mereka juga sedang berjuang merawat para korban serangan penjajah Israel sebelumnya terhadap sekolah paling dekat tempat orang-orang berlindung di dekatnya yang menyebabkan sedikitnya 20 orang tewas.
Menurut kantor media pemerintah yang berpusat di Jalur Gaza ini adalah serangan penjajah Israel yang ketujuh terhadap rumah sakit tersebut.
Para aktivis dan juga jurnalis mengungkapkan secara daring mengungkapkan kemarahan dan kengerian mereka atas serangan tersebut, serta menuntut pertanggungjawaban.
“Mereka adalah pasien dengan infus masih di lengan mereka, terjebak dan tak berdaya di tenda-tenda di depan rumah sakit. Ini adalah holocaust,” tulis Hossam Shabat, seorang jurnalis Jalur Gaza yang telah meliput serangan penjajah Israel selama lebih dari setahun. (*/Mey)