ARTICLE AD BOX
Parigi Moutong, gemasulawesi – Warga Kelurahan Kampal RT 03/RW 02, Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong, keluhkan pembangunan trotoar di jalan trans Sulawesi yang dinilai tidak tepat sasaran.
Warga kelurahan Kampal kesal karena alih-alih pembangunan drainase malah trotoar yang dibangun oleh pemerintah.
“Sudah puluhan tahun kami menantikan pembangunan drainase. Itu lebih dibutuhkan daripada trotoar, karena bisa mengurai banjir jika musim penghujan datang. Kalau trotoar malah bisa membuat disekitar rumah warga akan membuat air tergenang masuk ke dalam rumah jika musim penghujan,” terang Umar Ketua RT 03 Kelurahan Kampal Senin, 14 Oktober 2024.
Ia menjelaskan, alasan masyarakat tidak menerima pembangunan trotoar karena dibagian atas jalan sudah ada, tapi dibawah jalan belum ada.
Selain itu kata umar, hingga kini masyarakat yang bermukim didepan jalan kesulitan membuang air limbah rumah tangganya.
Baca Juga:
Ombudsman RI Perwakilan Sulteng Sarankan Dugaan Penyalahgunaan Diskresi Ariyana Dilaporkan ke DKPP
"Meraka yang tinggal di depan jalan agak sulit sekarang membuang limbah rumah tangganya karena tidak ada drainase, sementara dibelakang sudah pemukiman atau rumah," jelasnya.
Ia mengatakan, pembuatan trotoar itu tidak merata, hanya dibeberapa tempat saja, ditempat lain lucunya ada drainase dibuatkan.
Warga setempat meminta agar progress pekerjaan itu dihentikan terlebih dahulu, karena dinilai tidak tetpat sasaran dan bukan menjadi kebutuhan prioritas.
“Kami minta dievaluasi kembali, jangan pekerjaan ini membuat warga jadi susah kedepannya. Tolong pertimbangkan dibanding trotoar sebaiknya drainase yang dibangun. Seperti di beberapa titik pekerjaan yang dibuatkan drainase,” tegasnya.
Berdasarkan hasil penelusuran media ini dilokasi, pekerjaan tersebut juga tidak memasang papan plang proyek sebagaimana pekerjaan lainnya.
Hingga pemberitaan ini naik pihak kontraktor dan pengawasan lapangan terkait pekerjaan drainase dan trotoar, saat ditemui dilokasi belum ada ditempat dan akibat tidak ada papan proyek sehingga tidak ada nomor kontak yang bisa dihubungi. (Abdul Main)