UNRWA Terbitkan Peta Terperinci yang Menggambarkan Bencana Kemanusiaan di Jalur Gaza

2 months ago 5
ARTICLE AD BOX

Internasional, gemasulawesi – Komisaris UNRWA, Philippe Lazzarini, menerbitkan peta terperinci yang menggambarkan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza, menyerukan gencatan senjata, dan juga meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas kehancuran itu.

Philippe Lazzarini mengunggah di media sosial X menuliskan 80 persen dari Jalur Gaza kini menjadi daerah yang berisiko tinggi, tempat orang-orang terpaksa mengungsi untuk mencari kebutuhan pokok, terutama keamanan yang tidak ada.

“Mereka terjebak tanpa tempat yang aman untuk dituju. Di Jalur Gaza utara, orang-orang masih terkepung,” katanya.

Baca Juga:
Ribuan Pemukim Ilegal Serbu Masjid Ibrahimi di Tepi Barat untuk Peringati Hari Libur Yahudi

Dia menambahkan berlarian menyelamatkan diri dalam lingkaran setan dan telah kehilangan bantuan kemanusiaan selama lebih dari 40 hari sekarang.

Dia menuliskan di seluruh Jalur Gaza, pengiriman bantuan yang sedikit yang diizinkan masuk menjadi terlalu rumit, termasuk karena rute yang tidak aman.

“Ketertiban sipil telah hancur. Ketertiban dapat dibangun kembali melalui gencatan senjata dan akuntabilitas,” tuturnya.

Baca Juga:
Hizbullah Sebut Pejuangnya Telah Luncurkan Roket ke Tentara Penjajah Israel di Sejumlah Komunitas di Penjajah Israel Utara

Peta yang dilampirkan pada postingan Lazzarini diberi kode warna, menunjukkan area yang berisiko tinggi yang dibagi menjadi zona militer, area dengan perintah evakuasi, dan area yang berisiko tinggi terutama karena rusaknya ketertiban sipil.

Peta itu juga menunjukkan wilayah yang dapat diakses untuk bantuan kemanusiaan yang membutuhkan koordinasi dengan tentara penjajah Israel.

Selain itu, peta ini menunjukkan rute alternatif ke dan dari penyeberangan Kerem Shalom (Karem Abu Salem) yang saat ini ditolak oleh pasukan penjajah Israel atau tidak dapat digunakan lagi karena serangan penjajah Israel.

Baca Juga:
Media Penjajah Israel Peringatkan Adanya Ujaran Kebencian terhadap Tel Aviv oleh Warga Mesir

Peta itu juga menunjukkan titik penahanan tempat konvoi bantuan menunggu lampu hijau dari militer penjajah Israel sebelum melanjutkan perjalanan ke pos pemeriksaan.

Di sisi lain, pemimpin oposisi penjajah Israel, Yair Lapid, menuduh pemerintah memperpanjang perang secara tidak perlu karena masalah politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan ‘ilusi’ mencaplok Tepi Barat dan membangun kembali Jalur Gaza.

Dia menulis di X bahwa pemerintah saat ini memperpanjang perang tanpa alasan karena masalah politik yang dihadapi Perdana Menteri dan delusi sayap kanan tentang aneksasi dan pengembalian ke Jalur Gaza. (*/Mey)

Read Entire Article