Tragis! Penambang Timah Asal Belitung Hilang Usai Diserang Buaya Saat Cuci Kaki di Tepi Sungai Berang Dusun Air Malik

3 months ago 12
ARTICLE AD BOX

Banten, gemasulawesi - Tragedi serangan buaya di Belitung yang menimpa seorang penambang timah, Heri (25), masih menjadi sorotan. 

Peristiwa ini terjadi di Desa Banten, Kabupaten Belitung, tepatnya di Sungai Berang Dusun Air Malik pada Selasa malam, 15 Oktober 2024.

Saat itu, Heri baru saja menyelesaikan pekerjaannya sebagai penambang timah dan berniat membersihkan diri di tepi sungai. Tanpa diduga, seekor buaya muncul dan langsung menyerangnya, menyeret tubuhnya ke tengah sungai.

Mertua Heri yang menyaksikan kejadian itu langsung panik dan berusaha meminta bantuan warga sekitar. 

Baca Juga:
Kasus Jaringan Narkoba Besar-besaran di Jambi Terungkap, Lima Tersangka Terancam Penjara Seumur Hidup

Beberapa warga bergegas melakukan pencarian di sepanjang aliran sungai, namun hingga malam pencarian belum membuahkan hasil. 

Kejadian ini kemudian dilaporkan ke pihak Kantor SAR Pangkalpinang. Tim SAR gabungan yang terdiri dari SAR Belitung, USS Tanjungpandan, TNI AU, serta masyarakat langsung dikerahkan ke lokasi kejadian untuk membantu upaya pencarian korban.

Kepala Kantor SAR Pangkalpinang, I Made Oka Astawa, menjelaskan bahwa pencarian terhadap korban yang masih hilang melibatkan teknologi modern. 

Selain menyisir sungai secara manual, tim SAR juga menggunakan drone dengan fitur thermal. 

Baca Juga:
Gagalkan Penyelundupan Besar-Besaran di Desa Desa Bumi Kencana! 149.400 Baby Lobster Disita Ditpolairud Polda Lampung

Alat ini memungkinkan tim melakukan pencarian di malam hari dengan mendeteksi panas tubuh, bahkan di area yang sulit diakses. 

Namun, hingga pukul 23.47 WIB pada malam kejadian, tim gabungan belum berhasil menemukan korban.

Kondisi Sungai Berang yang dikenal berbahaya dengan arus deras serta banyaknya buaya liar menjadi tantangan besar bagi tim SAR. 

Sungai tersebut juga memiliki banyak kolong bekas tambang timah, yang semakin mempersulit pencarian. 

Baca Juga:
Geger Kasus Pemalsuan Puluhan Sertifikat Tanah Senilai Rp3,9 Miliar, Begini Modus Operandi Pelaku

Selain itu, tingginya populasi buaya di kawasan tersebut membuat situasi semakin berisiko bagi warga yang tinggal di sekitar area tambang.

Pencarian korban dilanjutkan pada hari ini, Rabu, 16 Oktober 2024 dengan strategi baru dan peralatan tambahan. 

Pihak berwenang juga meminta warga untuk berhati-hati dan waspada, mengingat habitat buaya yang masih aktif di area tersebut. 

Tim SAR berharap pencarian dapat segera menemukan korban, namun hingga saat ini upaya tersebut masih belum berhasil.

Baca Juga:
Daftar Nama 6 Cucu Presiden Jokowi, yang Terbaru Anak Kaesang dan Erina Gudono Bernama Bebingah Sang Tansahayu

Sampai berita ini ditulis, belum ada informasi terbaru soal penemuan korban.

Kejadian ini menyadarkan masyarakat tentang bahaya alam liar di sekitar area penambangan, terutama di wilayah yang menjadi habitat hewan buas seperti buaya. 

Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap keselamatan warga yang beraktivitas di kawasan tersebut, seperti memasang tanda peringatan di lokasi rawan serangan buaya, agar insiden tragis seperti ini tidak terulang kembali di masa mendatang. (*/Shofia)

Read Entire Article