ARTICLE AD BOX
Sleman, gemasulawesi – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, dilaporkan menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik, terutama dalam bentuk guguran lava.
Berdasarkan laporan dari BPPTKG atau Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Gunung Merapi teramati mengeluarkan 50 kali guguran lava menuju arah barat daya.
“Teramati 50 kali guguran lava ke arah barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter,” kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santosa, dalam keterangannya pada hari Sabtu, tanggal 12 Oktober 2024.
Dalam periode pengamatan pada tanggal 11 Oktober 2024, sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah hingga berawan, dengan suhu udara berkisar antara 17,2 celsius hingga 29 celsius.
Kelembapan udara dilaporkan mencapai 40,5 persen hingga 87,3 persen, dan angin bertiup dari arah barat dan arah timur dengan bervariasi.
Secara visual, asap kawah bertekanan lemah teramati memiliki warna putih dengan intensitas sedang hingga tebal, mencapai ketinggian 30 hingga 100 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga:
Kemenkumham Sulut Melakukan Penandatanganan Kontrak Adendum Pelaksanaan Bantuan Hukum Triwulan II
Aktivitas kegempaan juga meningkat dengan jumlah guguran yang tercatat sebanyak 123 kali dan 1 kali gempa hybrid.
Sekarang ini, Gunung Merapi ada di status level III atau siaga dengan potensi bahaya utama berasal dari guguran lava dan awan panas terutama di sektor selatan-barat daya yang meliputi daerah aliran Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer dan Sungai Bebeng hingga 7 km.
Lalu di bagian tenggara, awan panas memiliki potensi mengalir hingga Sungai Woro sejauh 3 kilometer dan Sungai Gendol hingga 5 km.
BPPTKG mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar, terutama saat hujan di sekitar Gunung Merapi.
Masyarakat juga diminta untuk melakukan antisipasi dampak abu vulkanik yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama di wilayah terkena dampak erupsi.
Jika terjadi peningkatan aktivitas yang siginifikan, pihak berwenang akan segera meninjau ulang status Gunung Merapi.
Oleh sebab itu, masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam zona bahaya dan terus memantau informasi dari pihak berwenang. (*/Mey)