ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Tentara penjajah Israel telah mengeluarkan pernyataan yang menyampaikan mereka telah membunuh seorang pejabat tinggi pada awal bulan Desember 2024 dari kelompok bersenjata Palestina, Jihad Islam.
Dalam pernyataannya tanggal 31 Desember 2024, waktu setempat, militer penjajah Israel mengidentifikasi dia sebagai Anas Muhammad Saadi Masri, komandan unit rudal Jihad Islam di Jalur Gaza utara.
“Masri mengarahkan dan mengawasi operasi teroris untuk gerakan yang menargetkan warga negara penjajah Israel termasuk dengan peluncuran roket di tanggal 7 Oktober 2023 dan sejak saat itu,” ujar mereka.
Di sisi lain, penjajah Israel telah menghabiskan lebih dari satu dekade mengembangkan pabrik AI, sebuah sistem yang digunakan untuk mendukung serangan militernya di Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023.
Mengutip beberapa sumber yang mengetahui penggunaan kecerdasan buatan oleh penjajah Israel di Jalur Gaza, harian itu melaporkan bahwa penjajah Israel telah mengembangkan teknologi AI selama lebih dari 10 tahun untuk menargetkan lokasi di Jalur Gaza secara lebih efisien.
Beberapa sumber, termasuk mantan personel militer penjajah Israel, menyatakan kekhawatiran bahwa penggunaan AI oleh militer penjajah Israel telah meningkatkan korban sipil secara signifikan.
Laporan itu mengungkap bahwa sistem AI, termasuk Gospel dan Lavender, memproses intelijen dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang memungkinkan militer penjajah Israel untuk mengebom 12.000 target di Jalur Gaza dalam hitungan minggu.
Para prajurit bekerja di tempat yang digambarkan sebagai ‘pabrik target’ mengutamakan kecepatan daripada penilaian intelijen dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk evaluasi hingga hanya 3 menit.
Di sisi lain, media penjajah Israel mengatakan banyak tahanan Palestina dalam tahanan penjajah Israel tidak diketahui keberadaannya dan tentara membunuh mengetahui keberadaan mereka.
“Nasib banyak warga Palestina dari Jalur Gaza yang ditahan oleh tentara penjajah Israel tidak diketahui,” ujar mereka.
Media tersebut menambahkan tentara mengklaim tidak ada indikasi bahwa warga Palestina itu telah ditahan meski faktanya mereka terakhir terlihat oleh tentara atau sebelum ditangkap. (*/Mey)