ARTICLE AD BOX
Jakarta, gemasulawesi - Pengamat politik Adi Prayitno baru-baru ini mengomentari pertemuan dua mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan, yang menjadi sorotan publik.
Kedua tokoh tersebut bertemu dalam acara Bentang Harapan JakASA di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Selasa, 31 Desember 2024.
Kehadiran mereka di satu forum memunculkan berbagai spekulasi, mengingat sejarah panjang perseteruan politik keduanya, terutama saat Pilkada Jakarta 2017 lalu.
Ketika dimintai keterangan oleh awak media tentang isi perbincangan mereka, Ahok hanya memberikan jawaban singkat, "Tunggu bulan depan tanggal mainnya."
Hal serupa juga disampaikan oleh Anies Baswedan yang meminta publik bersabar.
"Tunggu tanggal mainnya," ujar Anies.
Jawaban tersebut menambah rasa penasaran masyarakat terkait apa yang sedang direncanakan oleh kedua tokoh ini.
Momen ini pun dianggap istimewa karena keduanya kerap digambarkan memiliki ideologi dan basis pendukung yang berbeda tajam.
Menanggapi pertemuan itu, Adi Prayitno melalui cuitannya di akun X resminya, @Adiprayitno_20, memberikan perspektif yang menarik.
Ia menyebutkan bahwa pertemuan ini menjadi contoh nyata bahwa politik tidak selalu harus diwarnai dengan konflik dan kerusuhan.
Adi menyoroti bagaimana dua tokoh yang dulunya berseberangan tajam kini bisa tampil bersama dan terlihat akur pada tahun 2025.
"Nah, kan. Berpolitik ga perlu rusuh-rusuh amat. Apalagi pake ayat segala. Bawa santai-santai aja urusan politik. Buktinya 2 sosok ini akur di 2025, seakan tak pernah terjadi apapun di pilkada jakarta 2017 lalu," tulis Adi Prayitno dalam cuitannya.
Cuitan Adi tersebut mendapat berbagai tanggapan dari warganet.
Beberapa setuju dengan pandangan Adi, seperti yang dituliskan akun @yud***, "Makanya kadang saya bingung sama pendukung yg fanatik buta, se akan-akan junjungannya yg paling benar, kepada politisi suka secukupnya bencipun seperlunya, mereka sama seperti kita ada baiknya ada pula buruknya."
Namun, ada juga yang merespons skeptis terhadap alasan di balik kedekatan Ahok dan Anies. "Akur karena ada 'musuh' bersama? Nanti kalau musuh bersamanya ganti, mereka musuhan lagi?" tulis akun @dwi***.
Sementara itu, akun @tos*** berkomentar, "Ah karena kesamaan kepentingan aja."
Meskipun menimbulkan berbagai reaksi, pertemuan ini menegaskan bahwa dalam politik, kepentingan dan situasi dapat membawa perubahan dalam hubungan antar tokoh.
Ahok dan Anies tetap menjadi topik hangat di masyarakat, membuktikan bahwa peran mereka dalam dinamika politik Indonesia masih sangat relevan, bahkan setelah keduanya tidak lagi menjabat sebagai Gubernur Jakarta. (*/Risco)