ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Media lokal melaporkan seorang warga Palestina lanjut usia dipukuli hingga tewas oleh tentara penjajah Israel di Tepi Barat pada tanggal 4 Desember 2024.
Warga Palestina yang bernama Sheikh Atef Malik Derieh tersebut meninggal setelah diserang oleh pasukan penjajah Israel di kota Aqraba di sebelah selatan Nablus.
Hal itu disampaikan oleh kantor berita resmi Palestina, Wafa.
Baca Juga:
Kendaraan Militer Penjajah Israel Menabrak Seorang Remaja Palestina di Dekat Nablus Tepi Barat
“Tentara penjajah Israel memukuli lelaki tua tersebut dengan kejam ketika dia berada di tanah miliknya di dekat jalan pemukiman di kota tersebut,” kata Salah Jab, yang merupakan kepala kota.
Dia menambahkan warga lansia tersebut mengalami luka serius dan meninggal dunia di rumah sakit akibat lukanya.
Di sisi lain, kantor berita Spanyol, EFE, menuturkan lebih dari 1.000 ilmuwan di seluruh dunia, terutama psikolog dan ahli saraf, telah menandatangani surat terbuka yang mendesak gencatan senjata di Jalur Gaza dan bagi masyarakat internasional untuk menekan penjajah Israel agar menghormati hukum humaniter internasional.
Baca Juga:
Palestina Uraikan Rencana Pemulihan Awal untuk Gaza Pasca Perang
Para penandatangannya termasuk peraih Nobel, May-Britt Moser, dan Edvard Moser dari Norwegia dan Susumu Tonegawa dari Jepang.
Beberapa peneliti Spanyol, termasuk Pablo Lanillos, anggota kelompok Neuro Artificial Intelligence dan Robotics di Institut Cajal juga menandatangani surat itu.
“Seruan ini kuat karena datangnya dari ahli syaraf, orang-orang yang mempelajari bagaimana otak merasakan dan memproses konflik semacam itu,” ujar Lanillos kepada EFE.
Baca Juga:
Seorang Dosen Penjajah Israel Diskors setelah Penculikan dan Penyerangan Warga Palestina
Surat tersebut disebut-sebut mengecam kekerasan yang dilakukan oleh semua pihak dan kejahatan perang yang tak terhitung banyaknya yang dilakukan oleh penjajah Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.000 orang di Jalur Gaza sejak dimulainya konflik lebih dari setahun yang lalu.
Surat itu memperingatkan tanpa tekanan internasional, para ekstremis yang berkuasa merasa berani melakukan niat mematikan, melestarikan kebencian dan kekerasan.
Para ilmuwan menyampaikan kawasan itu terjebak dalam siklus kekerasan dan dendam yang merusak, yang merusak kemungkinan hidup berdampingan secara damai.
Baca Juga:
Pemukim dan Pasukan Penjajah Israel Dilaporkan Menyerbu Makam Nabi Yusuf di Nablus Tepi Barat
Mereka menambahkan bahwa kebencian, kematian, dan kehancuran. (*/Mey)