ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Meski kehilangan kakinya dalam serangan penjajah Israel, dokter Palestina yang bernama Khaled al-Saidi kembali bekerja setelah dipasangi kaki palsu.
Selama 23 tahun terakhir ini, Khaled al-Saidi telah bekerja di Departemen Pediatrik Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir el-Balah, Jalur Gaza tengah.
Dia diketahui mengalami luka dalam sebuah serangan yang dilakukan penjajah Israel di sebuah rumah di daerah tempatnya tinggal.
Dia menambahkan kondisinya yang telah menderita diabetesm memburuk hingga kakinya harus diamputasi.
Baca Juga:
Brigade Al-Qassam Umumkan Menargetkan dan Menghancurkan 5 Tank Penjajah Israel di Jalur Gaza Utara
6 bulan setelah diamputasi, dia sekarang kembali bertugas di unit gawat darurat anak.
“Ini merupakan tonggak penting saat ini,” akunya.
Dia melanjutkan meski kenyataannya dia tidak dapat lagi bekerja dengan energi dan juga produktivitas yang sama seperti sebelumnya.
Di sisi lain, seorang dokter anak di Rumah Sakit Nasser di Jalur Gaza, Dr. Mohammad Abu Tayyem, menyampaikan bahwa berdasarkan jumlah bayi yang telah dirawat intensif, dia memperkirakan akan lebih banyak anak yang dirawat di UGD rumah sakit untuk mencari perawatan hipotermia.
“Ketika suhu dingin melanda Jalur Gaza seperti sekarang, hipotermia akan memberikan pengaruh terhadap lebih banyak anak,” ujarnya.
Menurutnya ini dikarenakan banyaknya bayi yang lahir prematur di zona perang dan mereka yang lahir dengan berat badan lahir rendah.
Dia mengatakan semua bayi kecil, bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah atau BBLR, lebih rentan terhadap hipotermia.
Dia juga menceritakan bagaimana 3 anak, yang tidak mempunyai riwayat penyakit kronis, dibawa dalam keadaan meninggal ke ruang gawat darurat di rumah sakit.
Baca Juga:
Aktivis Desak Kongres AS untuk Loloskan Undang-Undang yang Larang Penggunaan Istilah Tepi Barat
“3 anak itu datang ke rumah sakit kami hanya dengan suhu yang rendah,” terangnya.
Dia menambahkan ketiganya diketahui datang tanpa riwayat komplikasi medis apapun.
Setidaknya 7 bayi meninggal karena hipotermia sejauh ini di Jalur Gaza dan kelompok-kelompok bantuan memperingatkan kebutuhan mendesak untuk tempat berlindung yang memadai di wilayah tersebut, akses ke selimut dan pakaian hangat serta makanan dan juga obat-obatan, yang persediaannya semuanya telah diblokir oleh pengepungan penjajah Israel atas wilayah tersebut. (*/Mey)