ARTICLE AD BOX
Sinjai, gemasulawesi – Direktur RSUD Sinjai, dr Kahar Anies, menyampaikan RSUD tersebut mengalokasikan dana alokasi khusus atau DAK sebanyak 18 miliar rupiah untuk pembangunan infrastruktur kesehatan.
Dalam keterangannya saat dikonfirmasi, dr Kahar Anies menyebutkan RSUD Sinjai meluncurkan program pembangunan infrastruktur kesehatan dengan gedung rawat inap baru yang sesuai dengan standar gedung kelas rawat inap standar atau KRIS yang menggunakan DAK.
“Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas layanan publik,” katanya.
Dia menambahkan termasuk menjawab usulan forum komunikasi pelanggan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
“Pembangunan infrastruktur itu bersumber dari DAK sebesar 18 miliar rupiah,” ucapnya.
Dikutip dari Antara, RSUD Sinjai memiliki komitmen memberikan pelayanan kesehatan paling baik untuk masyarakat sebab tujuan infrastruktur kesehatan ini memenuhi kebutuhan masyarakat.
Nur Dahlia, yang merupakan salah seorang warga Sinjai dari Forum Pemerhati Kesehatan Sinjai, menyatakan bersyukur dengan adanya perhatian khusus di bidang kesehatan.
Dia mengungkapkan karena persoalan layanan kesehatan adalah bagian dari hak dasar manusia dan adalah layanan publik.
Sebagai bagian dari Forum Komunikasi Pelanggan, dia juga bersyukur karena aspirasi masyarakat sebentar lagi akan dilakukan realisasinya.
Di sisi lain, RS Hasri Ainun Habibie Parepare menyediakan layanan bedah syaraf untuk menangani kasus-kasus pendarahan yang terjadi di otak.
Direktur RS Hasri Ainun Habibie, Mahyudin, menyatakan kini RS Hasri Ainun Habibie telah memiliki layanan bedah syaraf sehingga pasien dari wilayah utara Makassar dapat ditangani di sini, tidak perlu ke Makassar lagi.
“Layanan bedah syaraf ini hadir dalam rangka mengatasi tingginya angka kematian akibat keterlambatan penanganan pasien yang sebelumnya harus dirujuk ke Kota Makassar yang jarak tempuhnya sekitar 3 jam perjalanan darat,” pungkasnya.
Menurutnya, layanan yang baru dioperasikan per Januari 2025 itu dilengkapi dengan dokter spesialis bedah syaraf yang siap untuk melakukan tindakan operasi.
“Dengan keberadaan layanan ini, pasien tidak perlu menempuh perjalanan 2 hingga 3 jam ke Makassar yang berjarak 140 hingga 150 km,” pungkasnya. (Antara)