ARTICLE AD BOX
Internasional, gemasulawesi – Qatar, yang merupakan mediator gencatan senjata Gaza, mengutuk penerbitan peta oleh pemerintah penjajah Israel yang mengklaim wilayah Arab, yakni Palestina, Yordania, Lebanon, dan Suriah, sebagai bagian dari penjajah Israel.
Dalam sebuah postingan di X pada tanggal 8 Januari 2025, Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan pihaknya memperingatkan bahwa penerbitan peta yang diduga akan menghalangi peluang perdamaian di kawasan itu.
“Kami menekankan perlunya masyarakat internasional untuk melaksanakan tanggung jawab hukum dan moralnya guna memaksa pendudukan penjajah Israel untuk mematuhi resolusi legitimasi internasional,” ujar mereka.
Sebelumnya, Yordania juga mengecam peta yang dipublikasikan di media sosial resmi ‘penjajah Israel bersejarah’ yang mencakup wilayah negara-negara tetangga, pada hari Selasa, tanggal 7 Januari 2025, waktu setempat.
Baca Juga:
Rumah Sakit Nasser di Khan Younis Ditutup Sebagian Karena Kekurangan Bahan Bakar
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Sufian Qudah, mengatakan tindakan-tindakan yang menghasut dan klaim-klaim tidak berdasar ini, yang dipromosikan oleh para ekstremis dalam pemerintahan penjajah Israel, melanggengkan kekerasan dan ketidakstabilan.
Di sisi lain, Natan Eshel, mantan Direktur kantor Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, dan salah satu orang kepercayaannya telah menyerukan agar perang di Jalur Gaza segera diakhiri, dengan menyampaikan perang itu tidak mempunyai tujuan militer atau keamanan untuk penjajah Israel.
“Tidak ada gunanya melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza, jadi pertempuran tersebut harus segera dihentikan,” ucapnya.
Dia malah menyerukan pengepungan terhadap wilayah Palestina. Menurutnya, sangat disayangkan kehilangan lebih banyak tentara atau mereka akan diamputasi anggota tubuhnya atau kehilangan matanya, selain ribuan orang yang telah membayar harganya dan akan membayar harga tambahan sebagai akibat dari pertempuran yang tidak perlu di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Tembakkan Gas Air Mata ke Guru dan Siswa di Sekolah Tepi Barat
Dia menegaskan perang di Jalur Gaza tidak akan membawa kembali para tawanan dan juga tidak akan mendatangkan keuntungan militer atau keamanan.
“Menurut saya, perang harus segera dihentikan. Karena Jalur Gaza dikepung, satu-satunya solusi adalah memberlakukan blokade yang menyeluruh,” tandasnya. (*/Mey)